Jumat, 01 Februari 2008

Ketidak Langengan Proses Komunikasi Dalam Keluarga Beda Agama

Tuhan izinkan kami menjadi hambamu yang ingin selalu menjadi yang terbaik, untuk engkau Robku dan orang-orang disekelilingku dan bantu aku, izinkan aku untuk bisa membahagiakannya, amin. Biarkan kami terus berusaha sekuat tenaga.

Ketidak Langengan Proses Komunikasi Dalam Keluarga Beda Agama
Pontianak

Terjadinya perbedaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang wajar. Perbedaan pendapat dalam menyikapi suatu permasalahan, maupun dalam memutuskan suatu pilihan hal itu masih bias ditolransi. Tetapi jika perbedaan itu menyangkut hal yang sangat vital, ada banyak kemungkinan yang akan terjadi. Agama dalam suatu keluarga merupakan hal yang sangat urgen, karena tidak jarang dalam satu keluarga, agama menjadi landasan berpijak atau menjadi barometer dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang pula orang tua menanamkan asas-asas agama sejak dini pada anak agar anak dapat bertindak sesuai dengan aturan agama.

Keluarnya fatwa dari Majelis Ulama Indinesia (MUI) mengenai pernikahan beda agama yang dianggap kharam, merupakan salah satu solusi meminimalisir terjadinya diskomunikasi atau proses komunikasi tidak yang normal. Proses komunikasi yang tidak normal, merupakan proses komunikasi yang berlangsung akan tetapi ada beberapa hambatan yang membuat pesan yang ingin disampainakan tidak bisa sampai dengan maksimal. Mengenai fatwa yang dikeluarkan oleh MUI ada sebagian komunitas yang tidak menyetujinya, dengan alasan melangar hak asasi manusia.

Keluarnya fatwa dari Majelis Ulama Indinesia (MUI) mengenai pernikahan beda agama yang dianggap kharam, merupakan salah satu solusi meminimalisir terjadinya diskomunikasi atau proses komunikasi tidak yang normal. Proses komunikasi yang tidak normal, merupakan proses komunikasi yang berlangsung akan tetapi ada beberapa hambatan yang membuat pesan yang ingin disampainakan tidak bisa sampai dengan maksimal. Mengenai fatwa yang dikeluarkan oleh MUI ada sebagian komunitas yang tidak menyetujinya, dengan alasan melangar hak asasi manusia. Fatwa MUI juga secara tidak langsung mempersempit perceraian yang sering terjadi. Pernikahan yang tidak langgeng, salah satu pemicunya adalah perbedaan agama. Ketika rumah tangga terbentuk dengan dengan latar belakang yang berbeda, salah satu yang akan terhambat adalah proses komunikasi.

Apa yang akan terjadi jika hal yang terpenting dalam keluarga tersebut berbeda-beda. Proses komunikasi bisa berlangsung jika ada beberapa unsur. Diataranya orang yang menyampaikan pesan (komunikator), orang yang menerima pesan tersebut (komunikan), pesan yang disampaikan (massage), sarana untuk menyampaikan pesan tersebut (media) dan yang terakhir adalah timbal balik (feed back). Jika kelima unsur tersebut terpenuhi, maka komunikasi bisa terjadi. Akan tetapi dalam proses komunikasi tersebut tidak jarang pula terjadinya ganguan. Baik ganguan dari pihak yang sedang melakukan proses kimunikasi maupun dari pihak luar.

Perbedaan prinsip atau cara pandang dalam suatu permasalahan pasti akan menjadi penghambat proses kimunikasi dan komunikasi pun tidak bisa berjalan dengan lancar. Dalam suatu keluarga pastinya butuh adanya saling keterbukaan dalam berbagai hal. Akan tetapi jika dalam segi agama saja berbeda, maka tidak semua hal bisa dipecahkan bersama. Dalam agama Islam, walaupun individu tersebut merupakan anggota keluarga (mukhrim), jika ia berbeda agama maka orang tersebut dianggap bukan lagi mukhrim. Maka akan adanya batasan-batasan mengenai hal yang akan dibicarakan.

Saat komunikasi berlangsung selayaknya ada umpan balik (feed back) yang baik dari lawan bicara (komunmikan). Jika komunikan memiliki argumen serta pijakan yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah, besar kemungkinan komunikasi mengalami ganguan (miss communication). Setiap agama memiliki aturan yang berbeda-beda, hal itu yang sering nampak dewasa ini, baik itu gaya hidup maupun dalam menyikapi satu permasalahan. Komunikasi juga akan terbentuk dengan langgeng jika adanya respon yang baik.

Proses komunikasi akan terhambat karena adanya sekatan-sekatan, proses komunikasipun akan terhambat karena satu permasalahan disikapi dengan cara dan prinsip yang berbeda dan tidak semua individu bisa menrima hal tersebut terutama hal yang berkaitan langsung dengan agama. Suatu permasalahan bisa diselesaikan dengan banyak argumen serta solusi dari banyak pihak dan hal tersebut sangat benar. Tetapi jika masing-masing individu ingin mempertahankan argumen masing-masing dan berjalan pada jalan yang telah dipilih oleh masing-masing individu tersebut, maka yang akan terjadi adalah perpecahan dalam satu keluarga.

Tidak jarang hubungan silaturahim pada suatu keluarga akan tergagu dan faktor utamanya adalah agama. Adanya fenomena mengenai perbedaan itu indah, tidak bisa disalahkan. Karena hal itu benar adanya, tapi tidak pada hal agama. Masing-masing individu yang berlainan agama, pasti akan mempertahankan eksistensi agama masing-masing. Dengan adanya hal tersebut maka akan terjadi benturan-benturan yang akan membuat kebersamaan pudar. Selain itu, gaya hidup satu agama dengan agama yang lain pastilah berbeda. Perbedaan gaya hiduppun akan menimbulkan ketidak nyamanan dalam menjalani proses komunikasi dan dinding pemisah akan terus terjadi. (Ambaryani, anggota lembaga perss mahasiswa STAIN Pontianak)

Tidak ada komentar: