Minggu, 24 Februari 2008

Doktor Cilik

Doktor Cilik Di Kalbar, Mungkinkah?

Pontianak
Dunia yang sudah semakin tua dan Zaman pun sudah semaikn moderen ini, sulit rasanya bisa menjumpai anak adam yang mampu menghafal, mengerti bahkan tahu letak dan posisi ayat tersebut Al-Qur’an. Terlebih jika yang memiliki kemampuan luar biasa ini adalah seorang bocah kecil berusia 5 tahun. Mungkin hal ini sering terdengar saat masa kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat.

Tapi ternyata hal ini tidak berlaku di di kota Qom yang jaraknya kira-kira 135 kilometer dari Teheran ibu kota Iran. Kota Qom memiliki suatu kebanggaan tersendiri, lantaran kecerdasan bocah cilik yang mampu menghafal, seluruh ayat yang ada didalam Al-Qur’an, mengerti bahkan letak, dibaris berapa ayat tersebut dan pada bagian yang keberapa bocah cilik yang masih berusia 5 tahun itu dan kini telah beranjak dewasa.

Kemasyuran si bocah kecil sudah banyak terdengar diluar maupun dalam negeri, dan kini kisah sibocah kecil itupun populer hingga di Kalimantan Barat, melalui sebuah buku yang berjudul ‘Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Qur’an’ ditulis oleh Dina Y. Sulaeman yang meraih predikat best seller. Dalam buku itu menceritakan kisah seorang bocah berusia 5 tahun yang telah hafal 30 juz Al-Qur’an, faham bahkan mengetahui posisi ayat-ayat tersebut, pada baris dan halaman berapa ayat tersebut.

Pada usianya yang menginjak tahun kelima itulah anak bernama Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i mengikuti ujian menghafal Al-Qur’an di College Islamic University yang letaknya 32 kilometer dari kota Inggris bersama anak-anak sebayanya. Ternyata pada kesempatan itu Husein mendapat nilai yang cukup tinggi dan nilai tersebut merupakan nilai kategori Doktor, maka dari itulah Husein mendapat gelar Doktor Cilik.

Jika kota Qom bisa memiliki seorang Doktor cilik dalam kategori menghafal dan meahami makna Al-Qur’an, mengapa di Kalimantan Barat Tidak bisa? Dan apa yang sedang terjadi, dan bagaimana kondisinya? Permasalahanya, bukan tidak bisa, tapi sejauh mana usaha untuk mencapai hal tersebut. Untuk mencetak generasi yang cerdas baik intelektualnya maupun sepiritualnya, pastinya memerlukan usaha yang gigih. Sangat jarang bisa ditemukan seseorang yang sukses tapi usahanya biasa-biasa saja. Yang sering tedengar adalah orang yang sukses, pasti usahanya juga setimpal.

Tidak hanya anak anak yang harus digembleng, karena hakikatnya tidak akantercetak generasi yang cerdas dan luar biasa, jika tidak dihasilkan dari orang tua yang lauar biasa pula. Berawal dari orang tua yang luar biasalah akan hadir anak yang lebih laur biasa. Jika ingin memiliki anak yang mampu menghafal dan mengerti makna Al-Qur’an, orang tuanya juga harus melakukan hal yang serupa.

Jika kita kembali pada kisah Husein, anak ketiga dari enam bersaudara ini, pada saat ayah dan ibunya baru menikah, mereka memiliki tekad untuk menghafal Al-Qur’an bersama-sama dan akhirnya anak-anaknya juga mampu menghafal Al-Qur’an dan ternyata Husein memiliki kemampuan yang lebih jika dibadingkan dengan sausara-saudaranya yang lain. pasangan Sayyid Muhammad Mahdi Tabataba’i da istrinya

Diambil dari kisah tersebut, sudah barang pasti jika anaknya memiliki kemampuan yang luar biasa, karena ayah dan ibunya juga berusaha keras untuk dapat menghafal dan memahami Al-Quran. Sesuai kata pepatah ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’. Jadi jika menginginkan generasi yang laur biasa mulai dari saat inilah para calon ayah dan ibu mulai mempersiapkan diri. Jika persiapnnya matang, pasti hasilnya akan maksimal. Mana mungkin bisa memimiliki generasi yang laur biasa kecerdasannya, sedangkan masa mudanya dhabiskan untuk hal-hal yang tidak jelas tujuannya bahkan hal yang menimbulkan dampak negatif pada lingkungan (berbuat sesuka hati).

Remaja sekarang memiliki orientasi yang sedikit aneh. Menginginkan sesuatu yang baik, tapi dirinya sendiri tidak berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam semua aspek. Menginginkan generasi penerusnya patuh pada orang tua, tapi ia sendiri menjadi anak yang paling suka melawan kata-kata orang tua. Tidak heran jika saat ini banyak sekali generasi muda yang hanya bisa membuat onar di lingkungannya. Hal ini timbul karena apa? Bibitnya kurang maksimal dalam mempersiapkan dirinya dan usaha untuk mengarahkanpun tidak maksimal. Jika menginginkan yang terbaik untuk generasi penerus mulai memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dan tidak menutupkemungkinan Kalbar akan memilki generasi yang luar biasa kecerdasannya. (Ambaryani anggota Lembaga Perss Mahasiswa Stain Pontianak).

"JIka menginginkan yang terbaik dalam hidupmu maka lakukanlah yang terbaik juga, who want the best in live, so do the best too".

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mau Hafal Al Qur'an Dalam Sebulan?
http://islamarket.co.cc
Azmi Yudianto
0856 4117 4798