Jumat, 08 Februari 2008

Saatnya Media Efaluasi Diri


Saatnya Media Efaluasi Diri

Pontianak

Media selalu bisa menjadi jembatan masyarakat untuk menyampaikan bermacam ragam informasi yang ada disekitarnya. Media juga terbukti mampu menjadi jembatan dalam menangani dan membedah suatu kasus. Bagaimana tidak, karena wartawan sendiri adalah manusia yang selalu ingin tahu. Mungkin inilah sebabnya banyak hal yang bisa dipublikasikan oleh media, karena rasa ingin tahu yang tinggi. Permasalahan yang diberitakan berfariasi. Mulai dari perkara yang sederhana hingga perkara yang luar biasa. Dari lingkungan pribadi (praivesi) hingga perihal besar yang terjadi disuatu instansi.

Bakan ada orang yang lebih takut menghadapi satu jurnalis dari pada harus menghadapi seribu tentara. Itu artinya wartawan atau jurnalis memilki kekuatan yang luar biasa. betapa tidak, tulisan seorang jurnalis mampu mempengaruhi banyak orang. Jurnalis selalu bisa mengorek dan membedah suatau hal yang diangap tidak bisa dilakuakn oleh oran lain. Media juga selalu menjadi sarana yang paling bisa memberikan kritik pada orang lain. Media yang serba bisa menuntaskan dan menyoroti suatu kasus. Tapi apakah suatau media mampu mengkritik dirinya sendiri?

Tidak jarang media hanya bisa mempublikasikan dan melakukan riset terhadap kasus orang lain, tapi untuk meneliti apa yang sedang terjadi dalam lingkungannya sendiri tak mampu dilakuakn.

Media mampu membongkar suatu sistem pada suatu perusahan ataupun kinerja para pejabat tinggi, tapi sudahkah media melakukan efaluasi sistem yang ada didalam media itu sendiri? Baik dari kinerja pimred yang memegang kendali. Sudahkah redaktur bekerja optimal dengan space atau bidang masing-masing? Sudahkah bagian pemasaran dan periklanan melakuakn amanahnya sesuai dengan ketentuan yang ada? Sudahkah wartawan mengakses informasi yang selayaknya? Dan sudahkah berita yang disajikan itu benar-benar fakta yang tidak ada motif lain didalamnya?

Tidak jarang sistem yang semrawut, bisa terbaca oleh pembaca. Baik itu dari hasil pengeditan berita, ragam sajiannya, hingga proses pemasaran koran yang sudah siap dikonsumsi oleh pembaca. Mungkin media lupa jika pembacanya juga ternyata orang-orang yang kritis dalam dunia jurnalistik, dan pembacanya juga cukup cerdas mengamati perkembangan media yang selama ini dijadikan media yang mampu memeberikan informasi yang dibutuhkan pembaca.

Benarkah redaktur hanya melakukan tugasnya sebagai pengedit berita? Atau redaktur juga mampu menangani bagian periklanan, hingga antara fakta dan iklan bercampur baur. Jika media mampu menjadi bahan efaluasi banyak hal, mengapa media tak bisa mengefaluasi dirinya sendiri. Lagi-lagi hal ini berkaitan dengan elemen yang tergabung didalamnya. Jika media diibaratkan mesin, mesin akan berfungsi dengan baik jika onderdil yang ada didalamnya juga baik begitu juga halnya dengan media. Tak salah jika ada pepatah mengatakan jadilah yang terbaik dari yang baik, orang bijak juga mengatakan ”Orang yang bisa memberikan kebaikan kepada orang lian tapi ia tak mampu memberikan yang kebaikan pada dirinya sendiri, maka ia akan habis terbakar ibarat lilin yang menyala”.

Itu artinya Media akan menjadi media yang cukup baik dan diminati oleh banyak orang jika usaha untuk menjadi yang terbaik selalu dilakukan. Tanpa menyertakan unsur-unsur lain yang bisa mematahkan usaha untuk menjadi yang terbaik. Media juga jangan menjadi lilin yang terbakar, ia hanya bisa memberikan kritik pada banyak hal, tapi untuk bisa mengkritik dan mengefaluasi diri tak bisa dilakukan.

"Jangan pernah berhenti berusaha. Berhenti berusaha sama artinya menghentikan roda kehidupan. harus disadari hidup takkan bisa sendiri. Kadang teman membuat kita lebih kuat dan memotifasi untuk lebih baik lagi. Jangan salahkan orang lainjika menemui kegagalan. Efaluasi diri apa yang telah kau lakukan pada kehidupanmu..... Good Luck Buat Semua....."

Tidak ada komentar: