Selasa, 29 Januari 2008

Kekagumanku Pada Bintang

Langit tampak gelap malam ini

Tak ada sinar bulan,

Yang ada hanya bintang-bintang kecil yang tampak dari kejauhan

Yang membuat indah suasana malam ini

Udara malam tak begitu membuatku risih

Tak biasanya pula Jalanan lengang malam ini

Sesekali aku mencuri pandangan dari berbagai arah

Ku tatapi langit dihampir sepanjang jalan

Tak ku sadari ternyata

Aku sedang mengagumi keindahan malam

Yang gelap, tapi tampak indah dengan hadirnya bintang-bintang

Aku terus berbicara dalam hati

Walaupun langit gelap,

Tapi dengan kehadiran bintang-bintang semuanya berubah

Aku juga kagum pada matahari siang yang tampak perkasa dengan sinarnya

Aku juga kagum dengan bulan dimalam hari yang mampu menyinari malam

Aku mengagumi ketiganya, matahari, bulan dan bintang

Tapi aku hanya ingin menjadi bintang

Kecil tapi bersnar dan memberikan keindahan gelapnya malam

Sinarnya terlihat jelas walaupun bintang itu kecil

Bintang teruslah bersinar dan memberi keindahan saat malam tiba

Aku mengagumi citaan-Mu Tuhan

Aku mengagumimu bintang

Senin, 28 Januari 2008

Saatnya Rakyat dan Pemimpin Sadar

Sudah saatnya kita semua sebagai rakyat sadar akan apa yang telah kita lakukan dan akibat yang akan kita terima. Bukan hanya kita sebagai rakyat yang harus sadar tapi semua orang termasuk pemimpin-pemimpin kita yang sedang mengemban amanah besar. Minggu siang 13.10 WIB, 27 Januari 2008 Indonesia berduka cita karena mantan presiden kedua NKRI meninggal dunia. Tidak hanya keluarga yang merasa terpukul, para petinggi, rekan-rekan almarhum juga rakyat ikut larut bela sungkawa.

Hari itu berderet upacara diselenggarakan untuk melepas kepergian Soeharto yang pernah menjadi orang no 1 di Indonesia. Mantan presiden menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Pusat Pertamina Jakarta karena sakit yang diderita. Saat itu aku sebagai rakyat yang pernah dipimpinnya, mengucapkan terima kasih pada mantan presiden Soeharto atas apa yang telah dilakukannya selama ini, sempat juga aku berkata dalam hati, selamat jalan semoga bias melalui perjalannan selanjutnya.


Kita tidak tahu kapan kita kan dijemput oleh sang khalik? Kita juga tidak tahu apakah kita masih diberi kesempatan dan masih punya cukup waktu untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan. Kita juga bahkan tidak tahu sudah berapa banyak orang yang selama ini kita sakiti, dan suatu saat nanti kita harus menghadap pada sang pencipta, hakim yang maha menghakimi dan kita akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang telah kita lakukan.


Maut, memang tidak ada seorang pun yang tahu kapan engkau akan menyambangi kita semua. Untuk ku pribadi aku belajar dari apa yang telah dialami oleh orang-orang terdahulu. Hatiku sempa berbisik, apa yang sedang terjadi didunia ini, apa yang sedang terjadi dengan Indonesiaku ini. Mengapa banyak sekali manusia yang memperebutkan jabatan tapi akhirnya ia tak bisa menjalankan tugas, amanah yang ada dan didapatkannya. Mengapa banyak manusia yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan? Mengapa banyak orang membayar mahal demi satu kedudukan yang belum tentu kedudukan itu bisa kita pertanggung jawabkan kelak. Mengapa banyak orang yang belum sadar sesungguhnya ia sedang memperebutkan kursi untuk menjadi pelayan rakyat!


Tidakkah pemimpin tugasnya memimpin rakyat? Tidakkah pemimpin harusnya memenuhi hak rakyat dan menepati janji-janjinya pada rakyat yang telah memilihnya? Tidakkah sang pemimpin masih memililiki banyak hutang pada rakyat yang telah memilihnya? Tapi apa yang rakyat dapatkan? Apa yang dilakukan oleh kebanyakan pemimpi? Aku juga tidak tahu, kecewakah aku dengan kondisi ini? Haruskah aku bangga dengan kondisi seperti ini? Tapi yang jelas TIDAK!


Wahai pemimpin ku sudah saatnya menjadikan apa yang telah terjadi sebagai cermin besar, dengan cermin besar itu kita bisa melihat seluruh badan kita dan akan kita ketahui kondisi badan kita. Sesungguhnya apa yang ada hanyalah tipuan belaka, karena manusia takkan tampak wibawa jika tak berbusana. Terlebih lagi jika jasmani dan rohaninya tidak memiliki busana alami yaitu akhlak.


Mantan presiden kita memang telah pergi, tapi yang sanggat disayangkan, kepergiannya lantas tidak menghapuskan perkara pidananya. Tidakkah harusnya kita bisa belajar dari kejadian ini! Beruntunglah jika kita memiliki perbuatan yang bermanfaat dan jika kita wafat hal tersebut bisa menjadi salah satu tabungan yang akan membantu kita di alam akhirat nanti. Beruntunglah manusia yang kepergiannya akan dirindukan dan semua orang tak sanggup mengenag keburukannya karena terlalu banyak kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya. Tapi aku juga tak tahu pertanda apa jika hingga kita tak ada lagi di dunia ini, tapi keburukan kita masih terus diusut dan diteliti oleh banyak orang. Pertanda apakah itu?


Kita tak usah berfikiran negative. Tapi yang pasti persiapkan diri agar jika giliran kita nanti yang harus mengakhiri hidup ini, orang-orang disekeliling kita akan senantiasa mendokan kita bukan mencari-cari kesalahan kita. Para pemimpin ku! Berhentilah mendzalimi rakyatmu! Berhentilah untuk menganiaya dirimu. Karena sesungguhnya apa yang kau dapatkan saat ini apa yang kau miliki saat ini jika cara mendapatkannya dan cara mempergunakannya salah, semua itu akan engkau rasakan akibatnya diakhirat kelak. Balasan dan pertanggung jawaban itu tidak hanya milik kaum Muslim, tapi milik semua orang yangtelah Allah ciptakan dan pernah hidup didunia ini.
Berhentilah memikirkan kepentingan dirimu sendiri. Berhenti mendzalimi, menindas orang lain, itu artinya kita melepaskan jerat rantai yang akan membelanggu kita. Semua pemimpin yang saat ini sedang memimpin. Pemimpin Negara (Presiden), Wali Kota, Gubernur,Camat, pemimpin Universitas, pemimpin Sekolah tinggi, pemimpin sekolah, pemimpin perusahaan, pemimpin media cetak, pemimpin media elektronik,pemimpin keluarga dan pemimpin diri sendiri, dan semua pemimpin. Lets we up!!! Semuanya akan kembali pada ALLAH. Semuanya akan kembali pada TUHAN. Semuanya akan dipertanggung jawabkan.

Selasa, 22 Januari 2008

Laut Kehidupan

Menatap dunia dengan segala yang terjadi dalam kehidupan ini bagaikan menatap lautan yang penuh dengan badai dan ombak. Suara lautan sewaktu-waktu bisa memberika ketenangan. tapi lautan akan berubah menjadi menyeramkan jika ombak dan badai menerjang.

Hari ini aku teringat satu hal. Semua orang sedang berusaha danberjuang untuk selalu memberikan yang terbaik padaku. Sesekali ku tatap wajah ayahku yang sedang sibuk dengan aktifitasnya. Aku bergumama dalam hati, ayah betapa engkau menyayangiku, hingga engkau tidak peduli dengan kehidupan ayah sendiri, ayah juga tidak menghiraukan lelah yang menyergab badan ayah yang kini mulai menua. Ayah engkau selalu ingin menunjukkan jika ayah sangat menyayangiku, ayah juga selalu berusaha ingin mngatakan jika aku yang terbaik bagi ayah.

Rasanya aku tak sangup melihat ayahku banting tulang dibawah terik matahari untuk menjemput rezeki. Sekali lagi batinku menjerit aku saying ayah dan aku tak sangup melihat ayah seperti ini. Ayah apa yang bias kulakukan untuk membalas semua yang telah ayah berikan padaku? Apa yang bias kulakukan untuk bias membuat ayah tersenyum banga dan puas karena Tuhan telah menghairkan aku dalam kehidupan ayah dan ayah sangat menyayangiku karena kau tahu ayah juga begitu menyayangi sang maha Pencipta, dan ayah tak akan bias menyalah gunakan kepercayaan yang telah Tuhan berikan.

Ayah jika kapan anakmu ini bisa mengantikan posisi ayah? Aku ingin ayah bahagia. Aku merasa tidak bisa memberikan apa-apa bahkan hanya sekedar hadiah sederhana pun aku tak mampu memberikannya oada ayah. Ayah, engkau memang luar biasa, beruntung sekali aku memilikimu ayahku. Pasti ibu juga demikian. Ibu merasa begitu beruntung memiliki suami yang luar biasa sepertimu.

Ayah aku akan berusaha sekuat mugkin karena aku tak mau mengecewakan ayhku. Ayah aku ingin bilang aku begitu mengagumi dan menyayangimu ayah. Ibu, sedang apa ibuku saat ini? Pasti ibuku saat ini sedang banting tulang membantu ayahku. Ibu, maafkan anakmu karena tak bisa memberikan yang terbaik untuk ibu. Tapi selama Tuhan masih mengizinkan anakmu ini merasakan kasih sayang ayah dan ibu, anakmu akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk orang yang telah mengorbankan dirinya bahkan kehidupannya untuk diriku.

“Terimakasih Tuhan, aku Engkau lahirkan ditengah keluarga yang begitu menyayangiku dan begitu mengerti diriku. Tuhan berikan yang terbaik untuk ayah bundaku. Jangan engkau kecewakan kedeaunya. Tuhan ampuni segala dosanya, terimalah segala amal baik keduanya, dan tuntunlah keduanya kejalan-Mu. Aengkau berikan keduanya tempat yang terbaik, amin”.

Senin, 21 Januari 2008

Haruskah Memilih???

Jika kondisi dan apa yang sedang ada dihatiku bisa terlihat, mungkin kondisinya bagaikan gambar hati yang sedang bertautan itu dan susah untuk dipisah satu dan yang lainnya. Hatiku sudah terlanjur mencintai kesemuanya yang ada dihadapanku. Aku juga tak tau mengapa aku bisa menjadi sedemikian serakahnya dengan semua hal. Saat harus memilih diantara dua hal yang sama-sama kita cintai, memang terkadang sangat sulit untuk bisa memilihnya. Aku merasa serba salah, dengan diantara dua hal yang sama-sama aku merasa nyaman berada didalamnya. Harus memilih diantara salah satu antara ayah atau ibuku aku tak akan bias memilihnya, itulah ibaratnya. Tapi bukan itu yang sednag kualami itu hanya sebagai perumpamaan saja. Dalam banyak hal aku dihadapkan pada banyak pilihan. Bagaikan
Terus terang kukatakan aku enjoy dengan duniaku saat ini. Aku bisa aktif didunia penyiaran, aku menemukan kepuasan batin tersendiri. Demikian juga saat aku menemukan hal baru didunia jurnalistik, aku juga merasakan bahwa dunia jurnalistik sudah mengisi sebagian besar ruang hatiku.
Jika suatu saat nanti aku benar-benar harus memilih aku akan merasa sangat sulit untuk memilih. Semoga saja seiring berjalannya waktu akau kan mendapatkan yang terbaik diantara keduanya. Aku hanya bias mengikuti alur jalanya kehidupan ini, dan akan ku biarkan alur kehidupan ini mengalir bagaikan air yang mengalir tenag, tampak keindahan dibalik aliran sungai itu, terdapat bebatuan yang keras tapi bias meambah indah suasana air yang menlir di sungai, ada juga ikan yang berenag bebas dan menikmati kehidupannya. Aku ingin segala sesuatu yang kujalani mengalir bagaikan air. Yang terpenting aku akan selalu berusaha semaksimal mungkin dan aku juga yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik jika hambanya berusaha yang dengan usaha yang terbaik juga. Semoga saja Allah merestui, meridhoi perjalannan ini.
Banyak aktifitas dan kegiatan asik dan memberikan kesan tersendiri bahkan ada kesan beda didalamnya. Tapi karena kau manusia biasa yang bias merasakan lelah, aku juga kadang merasa sangat capek, jenuh dengan apa yang kujalani. Tapi aku selalu berusaha menepis pikiran negatifku pada kehidupan yang sedang kujalani. Aku selalu mejadikan Ibuku motifatorku. Aku pernah menanyakan pada ibuku. “Bu! Apa ibu kuat dan tidak lelah dengan apa yang ibu lakukan selama ini?”. Apa jawaban ibuku! Jika ibu lelah sudah lama ibu lari dari kehidupan ini, tapi semua ini sudah ibu jalani 20 tahun lamanya, dan ibu tidak akan merasa lelah karena ibu memiliki kalian bertiga anak-anak ibu”. Jika aku merasa lelah dan dengan aktifitaku, aku selalu teringat kata-kata ibuku. Aku tidak boleh menjadi wanita yang lemah. Aku dilahirkan dari wanita yang luar biasa, aku juga diciptakan oleh pencipta nomer satu, aku juga pemenag maka lahirlah aku, dan aku harus berusaha yang terbaik agar aku bias memtik buah yang terbaik sekaligus menghadiahkan sesuatun yang terbaik untuk ayah, ibuku, orang-orang yang menyayangiku, orang-oarang yang telah banyak berkorban untuk kelangsungan hidupku, dan yang terpentingf adalah aku harus berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk agar aku bias menghadap Robku dengan kondisi yang terbaik pula.
"jika burung bisa terbang bebas, aku juga ingin merasakan betapa indahnya menjalani hidup ini dengan melihat dan menyelami banyak hal hingga akhirnya aku tidak sangup lagi untuk menikmati semuanya karena kau sudah tak lagi berada diduni afan nan indah ini. Aku akan menigalkan keindahan dunia dan menemui keindahan dunia lain yang abadi dan kekal selamanya. Samangatlah generasi muda, penerus yang akan terus semanagt untuk melanjutkan perjalanan". Aku yang tak pernah bosan berusaha walau kadang bosan juga ada. Tapi jangan biarkan bosan mengalahkan semangat kita.

Sabtu, 19 Januari 2008

Continue My Profile

Kehidupan kecilku selalu penuh dengan hal-hal yang kecil yang membuat aku mulai merasakan harus menyelesaikan tanggung jawabku, tapi ternyata hal itu sangat bermanfaat bagiku. Aku tumbuh menjadi anak yang penuh dengan keinginan dan cita-cita, dan tanpa kusadari aku memiliki jiwa petualang. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasarku, aku tidak pernah memiliki niat untuk melanjutkan pendidikannku disekolah yang relative dekat dengan kampong halamanku. Aku ingin tempat yang jauh dari kampong dan kedua orang tuanku, karena sudah lama aku menginginkan tingal jauh dari orang tua lantaran aku ingin belajar mandiri.
Niat awalku, aku ingin melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertamaku di pulau Jawa. Tapi ternyata ibu tidak merestui, Ibu bilang jika Jawa terlalu jauh. Aku bias faham alas an itu, tapi tetap saja keinginan itgu terus mengebu. Lagi-lagi ibu tidak merestuiku dalam hal ini. Aku bias tahu mengapa ibu tidak merestuiku pada saat itu karena factor perekomnomian kami. Mungkin akulah anak yang tidak pedul;I dengan kondisi orang tuaku. Hal itu bias ku pahami setelah aku duduk di bangku SMA. Memang orang tuaku bukanlah pengusaha ataupun orang kantoran. Orang tuaku hanya petani yang penghasilannya tidaklah seberapa. Setelah aku mengetahui semua itu aku benar-benar mereasa bersalah pada ibu juga ayah. Maafkan ankmu ibu yang telah membuat ibu pusing dengan keinginan-keinginan Ambar.

Akhirya Pontianak menjadi alternatif terakhirku. Aku memulai kehidupan di Pontianak dengan berbaur dengan teman-teman yang ada diasrama. Ya aku tinggal di asrama yang terletak di Kota Baru. Kehidupan di asrma mengajariku untuk hidup mandiri. Kondisi yang jauh dari orang tua dan tingal bersama orang-orang yang baru kita kenal. Kesendierianku saat diasrama mengajariku untuk rajin menulis. Aku timbuh menjadi remaja yang cinta dengan buku harian, saat diasrama. Hari-hariku ditemani oleh dairy jika aku sedang mengalami sesuatu hal. Hidup diasrama tiga tahun lamanya mengajariku banyak hal. Selama diasrama kau aktif dikepengurusan OSIS, dan selalu aktif menulis untuk mading.

Usai menjalani pendidikan sekolah menegnah pertama, aku bingung antara tetap dan melanjutkan sekolah menegah atas di sekolah yang sama, dan itu artinya aku tetap berdomisili di asrama, atau aku mencari sekolah lain. Saat itu ada satu keluarga yang sangat baik yang menawariku tinggal bersamanya. Akupun berfikir kembali, tapi keputusannya adalah aku menerima keputusan itu. Aku juga merasa tidak masalah aku tingal dirumah orang itu walaupun aku harus melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Aku senag mejalaninya. Aku memiliki keluarga baru di Pontianak. Dirumah baruku aku juga memiliki adik-adik baru yang setiap harinya selalu menemaniku. Ayah baruku selalu mengajariku untuk bekerja keras, disiplin, hidup tanpa mengeluh dan apapun yang ingin kita lakukan jika kita mau dan bersunggu-sungguh dalam berusaha pasti bias itulah yang selalu ayhku ajarkan padaku.

Ibu baruku memberikan pelajaran berharga dalam kehidupanku. Ibu mengajariku untuk menjadi perempuan yang serba bias dan tidak mengalah dengan keadaan yang ada. Ibu berkarakter keras tapi dibalik mkerasnya ibu, ibu begitun menyayangiku, begitu juga dengan adik-adikku mereka juga begitu menyayangiku. Banyak sekali yang aku dapatkan selama tiga setengah tahun aku hidup bersama keluarga baruku. Selama kau menjalani masa-masa SMA ku aku juga tetap aktif di OSIS dan melanutkan hobiku menulis, dengan aktif menulis di majalah dinding sekolah.

Masa-masa SMA ku penuh dengan hal yang berarti dalam hidupku. Karena saat SMA lah dimana aku mancari jati diruku. Aku juga sangat bersyukur karena mendapatkan sahabat yang bias mengajariku banyak hal dan selalu mengingatkanku jika aku lalai. Saat itulah waktu atau saat pematangan karakterku. Satu hal yang selalu ingin ku pertahjankan, aku ingin berusaha keras dan berjuang dengan seluruh kemampuan yang ada untuk tidak mengecewakan orang-orang yang banyak berkorban untuk ku dan orang-orang yang begitu menyayangiku.

Prinsip itu selalu ku ingat dan aku pertahankan hingga kini aku duduk di bangku kuliah. Yang pasti aku ingin selalu membuat orang-orang disekitarku merasa bangga memilikiku dan pernah berjumpa denganku, dan aku akan terus berusaha. Rob izinkan aku terus melangkah dan maju untuk selalu mencari ridho-Mu. Di bangku kuliah aku merasakan benar-benar belajar hidup tanpa harus mengandalkan orang lain. Aku juga blajar ternyata inilah hidup yang sebenarnya yang tanpa ada toleransi bagi yang tidak bersungguh-sungguh. Aku juga menemuio banyak hal baru aku selalu berusaha bias menjalani dan nmenghadapi semuanya.

Rabu, 16 Januari 2008

My Profile

Dua puluh tahun silam didesa myang sangat jauh dari nuansa ramainya kota, aku dilahirkan. Aku anak pertama dari tiga bersaudara dan ketiga saudaraku perrempuan semua. Kdisi keluargaku bisa dikatakan sebagai keluarga yang jauh dari kata kecukupan. Aku anak pertama yang sanagt didambakan oleh kedua orang tuaku serta seluruh keluarga besar ayah dan ibuku. Ayah dan ibuku sepakat memnghadiahkan nama “Ambaryani” pada anak pertamanya, itulah aku.

Ternyata pemberian nama itu bukanlah hal yang biasa-biasa saja. Ada perdebatan yang cukup panas diantara ibuku dan keluarga budeku. Saat aku lahir, bude dan pakdeku berisi kukuh untuk memberiku nama “Lutfi Alfiah”. Nama itu telah lama disiapkan oleh mereka berdua. Tapi entah mengapa kali ini ibuku tidak setuju dengan hal itu. Ibukupun tetap dengan nama pilihannya untuk putri pertamanya.

Budeku sempat marah hebat dengan ibuku, tapi ternyata budeku faham dengan kondisi ibuku saat itu, dan karena begitu sayangnya bude pada ayah dan ibuku, perhelatan itu akhirnya berujung dengan perdamaian. Entah apa alasan ibuku memberiku nama “Ambaryani”. Mungkin saja itu merupakan nama dari silsilah Jawa, mungkin saja kali ya! Batinku.
Ayah dan Bundaku bersuku Jawa yang bertransmigrasi ke Kalimantan Barat sejak tahun 1985. entah apa yang menyebabkan ayah dan bundaku bertransmigrasi ke pulau ini. Saat bertransmigrasi, ayah dan bundaku masih berstatus single. Dan mereka bertemu di Kalimantan Barat. Ayah dan bundaku akhirnya menjadi suami istri karena perjodohan pakde dan budeku. Tapi keduanya mengaku bahwa mereka sangat bersyukyukur dengan perjodohan itu.
Ayah dan ibuku tidak memiliki latar belakang pendidikan bias-biasa saja dan mungkin tidak bisa dibangakan jika aku harus membandingkan. Tapi entah mengapam aku sanagat mengagumi keduanya baik cara mereka dalam menjalani rumah tangga maupun cara mereka dalam mendidik anak-anaknya termasuk aku.

Sosok ayahku yang ulet, tekun, sabar, sungguh-sungguh dalam menjalankan apapun itu, hormat dan beitu sayang pada keluarga itulah hal yang luar biasa yang ada pada ayahku tercinta. Ayah hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah dasar saja saat berada di Jawa.
Menurut cerita almarhumah nenekku, ayah merupakan anak yang sangat menyayangi kedua orang tuanya. Selain itu saat ayah masih sekolah, ayah juga terkenal dengan anak yang pendiam dan cerdas. Ayah juga tidak mengenal kata gengsi dalam melakukan hal yang benar. Bahkan pada suatu hari saat ayahku masih duduk dibangku SD, celana seragam pramuka ayahku koyak dibagian belakang. Ayahku memberitahu nenekku mengenai kondisi celananya. Apa solsusi yang diberikan oleh nenekku. Karena memang saat itu nenek tidak memiliki cukup uang untuk membeliakan celana baru untuk ayahku, akhirnya nenek berbicara langsung pada ayahku dalam bahasa Jawa: “Nang mboe ora ndue duet nge tuku kadok! Meng ono kimpul, doleh yo lek duite mbok tukokne kadok!”. Maksud dari perkataan nenkku itu adalah “ibuk tidak punya uang nak untuk beki cellana baru! Hanya ada keladi, kamu jual kepasar dulu ya nanti kalau sudah laku, uangnya kamu belikan celana!. Dan ayahku mau melakukannya tanpa ada rasa gengsi harus memikul keladi yang diletakkan didalam keranjang dan dibawa kepasar kemudian dijualnya yang dari uang penjuanlan keladi itulah ayahku bisa membeli celana baru. Nenek serta kakekeku memang seorang petani.

Seingatku ayahku belum pernah mencubit atau memukuliku dari aku kecil hingga dewasa. Mungkin ayah jika ada hal yang tidak disuakinya dari ku, hanya menasehatiku dengan kata-kata yang cukup bijak sana. Ayah paling jarang marah pada anak-anaknya, tapi jika ayah marah kami semua tidak bisa berkata apa-apa.
Ibuku, tidak jauh berbeda dengan ayahku, ibuku juga hanya mengenyam pendidikan hingga SD itupun tidak tamat. Ibuku anak ketiga dari tujuh bersaudara, dan ibuku merupakan anak perempuan satu-satunya diantara keenam saudaranya. Karena posisi ibuku adalah anak peremoaun satu-satunya, dan saat itu ibukulah yang sering mengantikan posisi nenek saat nenek harus kerja dan tidak dirumah. Semua pekerjaan yang ada dirumah ibuku yang mengerjakannya, kondisi itulah yang membuat Ibuku tumbuh menjadi sosok wanita yang mandiri dan serba bisa.

Dengan kondisi itu jugalah ibuku menjadi wanita yang penuh kedisiplinan dalam keseharian. Kata ibuku, jika tidak disiplin dan tepat waktu, pekerjaan rumah yang menumpuk dan harus dikerjakan sendiri tidak akan segera selesai. Ibuku juga memiliki jiwa yang tangguh karena ibu tumbuh bersama adik juga abang yang kesemuanya laki-laki.
Nenek dan kakekku juga begitu menyayangiku. Masih sangat lekat diingatanku saat aku kecil, aku duduk dipundak kakekku menuju keladang, dimana ayah, ibu kakek, nenk serta pamanku mengadu nasib mengais rezeki. Sejak kecil aku dikenal sebagai anak yang lancar dalam berbicara, mudah akrab dengan orang disekelilingku, dan aku juga dikenal sebagai anak yang tidak suka membantah kedua orang tuaku maupun orang lain yang lebih tua dariku.
Tentang aku, sejak aku batita ayah serta ibuku mendidikku dengan kedisiplinan dan menerapkan ilmu agama dalam kesehariannku. Sejak usia batita juga aku sudah diperkenalkan baca tulis bahkan mengenal dan membaca dan menhafal bacaan-bacaan shalat. Alhasil aku fasih melafaskan bacaan-bacaan shalat saat aku masih berusia tiga tahun.

Tidak hanya itu ayah serta ibuku juga mnerapkan peraturan-peraturan tidak tertulis di rumah kami. Baik itu peraturan sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Diusia batita aku sudah diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasku mencuci piring, nyuapu serta mencuci pakaianku sendiri, dan nibu selalu mengatakan ibu selalu bilang ibu senag jika anak ibu pinter.
To Be Continou.................



Jumat, 11 Januari 2008

Hari Penuh Dengan Dinamika

Jumat kemaren tepat 2 Muharam terlalu banyak pelajaran berharga yang bisa kupetik dari semua kejadian yang kulalui. Terlalu banyak hal yang tidak kuketahiu. Mungkin itu hal yang tepat sebuatan untukku. Karakter manusia yang terlalu banyak ragam dan bedanya, menuntut aku berfikir dan belajar buanyak. Orang besar yang memberikan banyak inspirasi juga memberiukan motifasi, mungkin memang aku yang terkadang lodingnya lama, jadi susah menerka sikap banyak manusia. Tapi asik juga kenal dan berbagi wacana dengan orang-orang besar yang bisa memberikan wawasan dan input baru bagiku juga kehidupanku.

Bagai sunrise Borobudur, Borobudur yang begitu besar terlihat kecil karena tertutup awan serta kabut tebal. Mata tidak bisa melihatnya dengan jelas dan Borobudur tidak bisa terlihat jelas dan keseluruhan bagiannya tak begitu jelas. Memang indah pemandangannya, dan pasti semua orang ingin menikmati oemandangan itu. Tapi sayangnya pemandangan itu bagaikan tipuan yang tak bisa dielakkan jika mata yang memandangnya tidak melihat dengan cermat. Itu bagaikan karakter manusia yang kadang bisa saja ia menjadi manusi yang serba prefec tapi semenit kemudian bisa menjadi manusia yang penuh dengan basa-basi yang membosankan. Bersyukur karena punya orang yang bisa diajak bicara, bertukar pendapat juga memeberikan ide-ide baru yang kadang itu jarang didapatkan dari perkuliahan juga buku-buku yang bertumpuk di rak perpustakaan.

Awal mendapatkan kabar dari salah satu temanku yang baru-baru ini lebih dekat denganku dan ternyata banyak hal yang sejalan diantara kami. Sahabatku mengabarkan jika ia mendapatkan peluang yang cukup bagus untuk prospek kedepan juga melatih kemampuan kami. Aku terkejut plus seneg. Segera ku hampiri sahabatku itu. Ada apa? Ada hal bagus yang bisa kita kerjakan. Tapi kayaknya kita harus tanya dulu ke “beliau” mengenai hal ini. Kita kan ga tahu ni apakah yang akan kita lakukan ini benar-benar bagus dan bisa mendukung cita-cita kita, dan apakah kita dapat restu dari “beliau”! aku juga sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh sahabatku barusan. Kami langsung menuju tempat yang telah kami sepakati dengan “beliau”.

Bicara punya bicara, ngomong punya ngomong, barulah kami faham apa yang ingin disampaikan oleh beliau yang kami hormati dan kami jadikan salah satu orang yang mempertimbangkan apapun keputusan yang ingin kami ambil. O ternyata apa yang sedang kita hadapi jauh sekali dari apa yang hadir dibenak kami, serentak kami menyahut perkataan “beliau”. Lama bertukar wacana, hingga tidak terasa langit mulai gelap. Menyadari kondisi lingkungan kamu yang mulai gelap, kami pun segera pamit untuk melanjutkan perjalanan mencari apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang baru belajar dan senantiasa mengukir mimpi demi mewujudkan cita-cita kami.
Kata orang bijak jika ingin mendapatkan yang luar biasa berikanlah yang lebih luar biasa. Jika ingin mencapai sebuah cita-cita lakukanlah dengan usaha yang semaksimal mungkin. Good Luck for me.............

Rabu, 09 Januari 2008


Lembaran Baru di 1429 H
Jika senja akan segera tiba, apakah sang surya esok hari akan seterang surya-Mu hari ini? Indahnya surya yang sedang beradu tak kalah indahnya dengan keindahan sang surya yang hendak menunjukkan gagah sinrnya pada jagas raya. Aubhanallah itulah yang layak keluar dari lisanku. Betapa indahnya kau ciptakan ala ini. Alhamdulillah karena aku berkesempatan menikmati keindahan ini. Engkau yang maha indah, izinkan hamba bisa terus menikmati keindahan ini hingga hari akhir akan mengadili.
Rasaya baru kemaren aku meginjakkan kaki dibumi yang penuh dengan basa basi tapi sarat dengan kenyataan yang kadang harus spot jantung untuk bisa bersaing. Tak terasa pula hanya tinggal menghitung detiok akan 1429 H menyapa. Beberapa agenda belum bisa terwujud ditahun ini itu artinya aku harus segera merapikan rencana dan mewujudkannya satu persatu. Yah momen tahun baru mungkin harus lebih kujadikan sebagai suatu motifasi untuk terus maju dan tak pernah mengalah dan menyerah dengan waktu yang tak pernah memberikan toleransinya pada sang pejuang dan pejalan jauh.
Di penghujung tahun 1428 H ini banyak sekali hal-hal yang cukup berkesan dan membautku bisa berfikir realistis. Segala kejadian yang kualami dipenghujung tahun ini, apakah itu suatu pertanda bahwa ditahun depan aku akan mendapatkan yang lebih baik dari tahun ini atau bahkan sesuatu yang begitu funtastis?????????? Tahun 1428 H terlalu banyak pengalaman baru. Aku bisa mencoba banyak hal baru dalam kehidupanku, yang pasti itu hal yang positif. Pengalaman berdampingan dengan orang-orang besar.
Mungkin juga hal itu akan terjadi jika Allah merestui, tapi yang terpenting usaha disertai kesungguhan, kesabaran, disiplin dan keuletan. Satu hal lagi yang tak boleh tertinggal adalah doa dan syukur atas apa yang telah didapatkan ditahun ini dan apa-apa yang telah diberikan oleh dang maha pemberi. Efaluasi diri, mungkin itu yang lebih tepat untuk kulakukan dipenghujung tahun 1428 H dan menyambut 1429 H. singguh terlalu banyak kelalaian dan kekelruan yang telah kulakukan sehingga aku sendiri sangat malu pada sang penduasa rasa malu.
Ibarat lembaran dalam sebuah buku, tak lama lagi aku akan memasuki lembaran berikutnya yang mungkin saja akan lebih banyak tantangannya. Dan aku harus merasa cukup puas meningalkan tahun 1428 H dengan banyak tinta hitam yang tak sedap dipandang mata menodai lembaran kehidupannku. Wahai sang pemilik lembar kehidupan, aku memang tak layak untuk kesurgamu, tapi Ya Rob aku juga takkan pernah sangup ke nerakamu. Sang pemilik buku kehidupan, diawal tahun ini hamba mohon, berikan hamba kesempatan untuk mengisi lembaran kehidupan itu dengan sesuatu yang bisa kupertanggungjawabkan nantinya. Jangan biarkan hamba terlena dengan tipu daya dunia, janagan biarkan hamba menjadi manusia yang tak bisa bersyukur atas segala yang telah Engkau anugrahkan padaku.
Rob ku izinkan aku mempersembahkan yang terbaik untuk Ayah, Bunda serta keluargaku, sebagai rasa syukurku memiliki orang tua serta orang-orang terdekat yang begitu menyayangiku. Berikan yang terbaik pada kami dan izinkan kami mempersembahkan yang terbaik pada-Mu Rob kami.
Saudaraku, sudh tiba saatnya kita berbenah diri demi memiliki pribadi yang lebih baik. Perbaiki yang dalah lengkapi yang kurang dan taubatlah jika telah melakukan kesalahan yang fatal. Jangan berlama-lama bermain dilumpur yang kotor. Segera bersihkan diri, perindah diri dengan akhlak mu yang selalu berusaha menauladani Rasulmu. Persiapkan diri untuk menghadap yang maha menguasai diri serta alam ini. Taqobbalallahhuminkum minna wa minggkum taqobal ya Karim. Fastabukul khairat, berlomba-lombalah kita menuju kebaikan dan kemenagnan. Selamat berjuang untuk semuannya. Jangan pernah lari dari barisan dakwah, karena dibelakang dan didepan musuh sudah siap untuk memangsa. Siapa yang tidak masuk dalam barisan dakwah, bersiaplah untuk dimangsa. Musuh akan menerkam siapa yang sendiri dan tak punya saudara untuk membantunya dalam berjuang. Saling mengingatkan adalah hal yang selayaknya kita lakukan dalam mengarungi suatu perjalanan.

Selasa, 08 Januari 2008

Ambaryani hari ini
Lautan biru itu mengambarkan kehidupan yang cukup luas dan bahkan tak bertepi. Untuk mengarungi lautan kehidupan itu membutuhkan begitu banyak, usaha serta kerja keras. Pengalaman banyak dalam kehidupan mengajar bagaimana cara mengarungi lautan yang begitu luas. Luatan yang begitu indah itu sesekali akan menjadi lautan yang penih onak dan badai, terkadang juga banyak ikan-ikan yang membahayakan yang siap untuk memakan mangsanya. Tapi sangatlah rugi manusia yang tak bias menikmati indahnya lautan kehidupan. Aku akan terus berusaha menjaga indahnya dan sejukknya lautan kehidupanku dan akan terus ku jaga yang telah ada, akan ku tambah dengan keindahan lain yang luar biasa.
Beberapa bulan terakhir banyak sekali pelajaran berharga dalam hidupku. Aku yang saat ini hanya bisa berangan serta merajut keinginan, harus berjuang keras demi menaklukkan dahsyatnya badai kehidupan. Kadang memang terasa jenuh, cuapek banget dan banyak rasa-sara lain yang siap mematahkan semangatku. Tapi aku cukup beruntung karena memiliki keluarga yang begitu menyayangiku dan memberikan dukungan penuh apapun yang kulakukan. Tak akan bias aku menghianati kepercayaan penuh yang telah diberikan oleh kedua orang tuaku. Mereka yang begitu ku sayangi itu selalu berpesan jadilah manusia yang lebih baik anakku, jadilah manusia yang laur biasa yang siap mengahadapi apapun yang akan kau hadapi dalam perjalannan kehidupanmu.
Selama ini pengalaman menjalani kehidupan memberikanku banyak pelajaran berharga, bahkan itu takkan pernah ku dapatkan dibangku kulahku. Aku sangat bersyukur pernah engenal orang-orang yang memiliki banyak bekal untuk mengarungi samudra kehidupan. Bahkan aku juga senantiasa menanamkan do the best. Walaupun sesekali aku tidak bias memberikan yang terbaik, akan tetapi dalam kamusku, yang terpenting aku sudah berusaha semaksimal mungkin masalah apakah hasilnya hal yang terbaik atau bukan itu adalah hal yang kesekian, walaupun sebagai manusia biasa akupun senantiasa menginginkan mendapatkan yang terbaik dari usahaku.
Ayahku mengajarkan kesabaran dan ketekunan dan tau koridor dalam menjalani kehidupan. Bundaku selalu mengajarkan banyak hal dalam kegidupan, bundaku adalah orang yang paling tahu tentang aku. Adik-adikku mengajarkan aku mengenai bagaimana harus bertangghungjawab dan bersikap lebih dewasa. Yusriadi mendidikku untuk tidak mengeluh, selalu berusaha melakukan yang terbaik, jangan perenah berhenti mencoba, disiplin serta pantang menyerah dan jangan pedulikan orang sekitar yang sesekali akan mencemooh dalam mengapai cita-cita.
Khairul Bariah mengajarkaku menjadi wanita yang sera bisa. Alek Ander Mering (B Mering, Wisnu Pamungkas), bang Akim, bang Mukhlis, bang Lukas, bang Nuriskandar, bang Tanto, kak Fitri serta seluruh seniorku, adangku serta guruku mengajarkan aku berusaha terus dari banyak hal dalam kehidupan, belajar menghargai orang lain, belajar banyak hal. Andreas Harsono mengajariku terus bergairah dalam hidup, jadi manusia yang bisa bersahabat dengan semua orang. Sahabat-sahabatku mengajarkanku bagaimana bersikap adil dalam melakukan semua hal. Aku ingin terus belajar dari banyak orang yang luar biasa disekitarku. Terimakasih semuannya dan maafkan aku jika tak bisa menjadi seperti yang diharapkan. I’m like it and I’m love it, I want do the best and I want to be the best. See uuuuuuuuu again.



Puisi ini kami (Ambar dan Yanti) tulis saat suasana maghrib baru saja usai. Suasana warnet P3M tidak terlalu ramai, tapi cukup membuat kami mendengar suara-suara aneh di sekeliling kami. Tapi semua itu tak mempengaruhi keasyikkan kami dalam menuliskan bait demi bait puisi dengan tujuan tidak ingin mengecewakan siapapun. Semoga saja orang yang menerimanya dapat berlapang dada dan bijaksana dalam memahami keputusan salah seorang dari kami. Tak mau membuat silaturahim terputus dan terganggu oleh hal-hal yang bisa merusak suasana hati yang ingin selalu bersahabat. Tapi yakinlah teman my heart is open for all friends, take it easy don't worry be happy. Ranah dan perhelatan persahabatan akan terus berlajut. pengen punya sahabat bu......anyak sekali.

Ambar :
ambar.yani@yahoo.com
ambaryanie.blogspot.com

Yanti :
lautan_putih@yahoo.com
hardianti.blogspot.com


Untuk Dirimu
Maaf, beribu maaf untukmu yang telah menggoreskan tinta demi sebuah puisi
Bukan aku ingin melempar asamu
Tapi aku ingin terbang jauh tanpa beban dipundakku
Aku tak ingin melukai sayapmu
Tapi aku ingin melindungi mimpiku
Biar saja aku terbang tinggi untuk menggapai segalanya tanpamu atau siapapun itu
Aku memiliki hati, tapi bukan untuk ditinggali oleh cinta
Aku memiliki ruang yang besaruntuk menerimamu sebagai teman
Biarkan saja semua mengalir seperti air
Yang indah tanpa harus membawa lumpur hitam
Aku tahu teman, kau cukup bijaksana untuk memahami semuanya.
Yakinlah bahwa masih banyak yang lain yang lebih
Beruntung mendapatkamu tapi itu bukan diriku
Maaf karna aku tak bisa menjadi orang yang selalu ada di sisimu
Aku juga tak akan bisa menjadi air yang bisa
Menyejukkan dahagamu
Aku juga tak bisa menjadi mentari yang sanggup menerangi harimu
Biarlah sinar itu kau dapatkan dari mentari yang lain
Teman tlah ku yakinkan diriku bahwa diriku just can be your friend.
Just friend not more now and foreverOnly friend.
Okey !!!!!
Yang pasti biarlah lembaran putih persahabatan diwarnai oleh warna yang indah
Bukanlah warna kelabu yang akan menghitamkan lembaran itu
Aku takkan bisa membiarkan itu terjadiAku juga bukanlah siapa-siapa!
Dan perlu kau ketahui teman aku lebih suka bersahabat dengan semua orang
Jangan nodai persahabatan ............
Aku akan menjadi manusia yang paling sadis jika teman tak bisa menghargai persahabatan
Jangan biarkan kesadisanku hingga menghapuskanmu dari daftar sahabatku...........

Senin, 07 Januari 2008

Puisi Penolakan..

Puisi ini kami (Ambar dan Yanti) tulis saat suasana maghrib baru saja usai. Suasana warnet P3M tidak terlalu ramai, tapi cukup membuat kami mendengar suara-suara aneh di sekeliling kami. Tapi semua itu tak mempengaruhi keasyikkan kami dalam menuliskan bait demi bait puisi dengan tujuan tidak ingin mengecewakan siapapun. Semoga saja orang yang menerimanya dapat berlapang dada dan bijaksana dalam memahami keputusan salah seorang dari kami. Tak mau membuat silaturahim terputus dan terganggu oleh hal-hal yang bisa merusak suasana hati yang ingin selalu bersahabat. Tapi yakinlah teman my heart is open for all friends, take it easy don't worry be happy. Ranah dan perhelatan persahabatan aka terus berlajut. pengen punya sahabat bu......anyak sekali.

Maaf, beribu maaf untukmu yang telah menggoreskan tinta demi sebuah puisi
Bukan aku ingin melempar asamu
Tapi aku ingin terbang jauh tanpa beban dipundakku

Aku tak ingin melukai sayapmu
Tapi aku ingin melindungi mimpiku
Biar saja aku terbang tinggi
untuk menggapai segalanya tanpamu atau siapapun itu

Aku memiliki hati
Tapi bukan untuk ditinggali oleh cinta
Aku memiliki ruang yang besar
untuk menerimamu sebagai teman

Biarkan saja semua mengalir seperti air
Yang indah tanpa harus membawa lumpur hitam
Aku tahu teman, kau cukup bijaksana untuk memahami semuanya.

Yakinlah bahwa masih banyak yang lain yang lebih Beruntung mendapatkamu tapi itu bukan diriku
Maaf karna aku tak bisa menjadi orang yang selalu ada
Disisimu

Aku juga tak akan bisa menjadi air yang bisaa Menyejukkan dahagamu
Aku juga tak bisa menjadi mentari yang sanggup menerangi harimu

Biarlah sinar itu kau dapatkan dari mentari yang lain
Teman tlah ku yakinkan diriku bahwa diriku just can be your friend. Just friend not more now and forever
Only friend. Okey

Yang pasti biarlah lembaran putih persahabatan diwarnai oleh warna yang indah
Bukanlah warna kelabu yang akan menghitamkan lembaran itu.

Aku takkan bisa membiarkan itu terjadi
Aku juga bukanlah siapa-siapa!
Dan perlu kau ketahui teman aku lebih suka bersahabat Dengan semua orang

Jangan nodai persahabatan ............
Aku akan menjadi manusia yang paling sadis jika teman tak bisa menghargai persahabatan
Jangan biarkan kesadisanku hingga menghapuskanmu dari daftar sahabatku...........

Minggu, 06 Januari 2008

Betapa Beruntungnya Aku 2
Sambung lagi yah.......
Sampai di rumah dengan rasa lega karena berhasil mendapatkan kesempatan yang berharga itu. Kayak dapet kesempatan apa aja? Tapi bener aku merasa sangat beruntung bisa bergabung di intensif program karena disanalah aku akan mengetahui bagaimana dunia wartawan dan cara kerja mereka yang serba bisa memberikan informasi yang beragam. “Aku disana bisa ikut rapat redaksi, liputan langsung ngetik dikomputer yang biasanya dipakai wartawan-wartawan senior wih pastinya uasiiiiik banget rek!!!” khayalku setelah sampai dirumah. Aku jadi tidak sabar menanti hari esok, disana aku akan diarahkan sebelum aku terjun langsung untuk melakukan liputan dilapangan. Hari pertama aku dibekali dengan materi tentang apa itu jurnalistik? Bagaimana liputan, bagaimana menmbuat lead saat membuat berita dan masih banyak ilmu lain yang ku dapatkan disini. Dan yang pasti aku banyak mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Betapa tidak luar biasa pengalaman yang ku dapatkan. Selama dua bulan ini aku akan berinteraksi dan belajar dengan orang-orang yang sangat loyal pada dunia jurnalistik. Akau juga banyak dibimbing oleh orang-orang yang memiliki banyak ilmu tentang jurnalistik. Pokoknya kalau boleh aku jujur aku merasa beruntung dan hanya bisa berucak “Syukur Ya Allah”. Ternyata apa yang ku khayalkan selama ini bukanlah hal yang muluk-muluk. Hamper setiap hari aku terjun kelapangan untuk mendapatkan berita, dan lebih serunya lagi orang-orang besar bisa kutemui dan iven-iven besarpu aku bisa mengikutinya. Pasti kesempatan ini tidak akan dapat ku dapatkan jika aku hanya berani unjuk gigi dikandangku sendiri (bukan apa-apa maksudku hanya bisa mengepakkan sayap dikampus aja gitu lho).
Selain banyak guru baru di Tribune, aku juga dapet banayak teman, baik itu teman-teman intensif ataupun teman-teman yang kudapatkan saat aku melakukan liputan saat mencari berita. Asik dengan profesi baruku, itu yang kurasakan walaupun hal ini hanya bisa kurasakan hanya dua bulan saja, tapi aku ingin berusaha sebisa mungkin. Kadang memang terasa capek dan keteteran alias kerepotan untuk membagi waktu.
Perubahan yang sanagt terasa setelah aku mencoba terjun didunia jurnalisti kali ini, aku hanya dating kekampus untuk belajar, cari bahan untuk tugas, langsung go jemput younger sisterku habis itu keliling cari berita dan jam 15.00 sore harus ngetik berita di kantor Tribune. Yang pasti aku jadi harus berlatih bisa bersaing dengan waktu. Kalau aku ga bisa bersaing aku akan kalah dan bahkan mungkin aku akan jadi orang yang tak bisa berhasil padahal orang lain yang diberikan jatah waktu yag sama bisa sukses dan berhasil. Betul juga ya kalau ada istilah managemen waktu bahkan ada juga istilah managemen Qolbu. Tapi apaan tuh??? Ntar belajar deh.
Lanjut lagi nih! Setelah bergabung di intensif aku merasa enjoy dan asik. Tapi ternyata teman-temanku di kampus merasakan adanya perubahan dalam diriku. Aku jadi terlihat banyak kegiatan (bukan sibuk sih tapi hanya lagi ada tambahan kegiatan aja, he…..), itu komentar dari teman-teman ku sekelas. Teman-teman LPM cs juga ngerasa kalau aku jarang sekali menjenguk sekertariat. Belum lagi crewu Prokom 17,5 FM, mereka juga terlihat komplen karena aku sangat-sangat jarang siaran. Sorry deh frend-frend ku semua!!! Hanya 2 bulan aja aku absen“just two mount I’m absent”, habis itu Ambar pasti kembali. Ambar gak akan bisa lama-lama absent, kenapa begitu? Because I’m love you all, Ambar juga seneng, menikmati bisa bergabung di lembaga pers mahasiswa (LPM) menjadi seorang jurnalis, Ambar juga asik bisa menjadi crew Prokom. Ambar yang dulu akan segera kembali.
Bagaikan bunga ini yang berwarna pink cerah, Ambar yang penuh semangat tapi karena terlalu semangat ngomelnya juga semangat, Ambar juga akan mengembalikan warna cerah itu, baik di LPM maupun di PROKOM, I’m coming!!! Bungga lili pink yang indah akan tampak terus indah, tapi indah itu akan hilang jika bunga layu. Ambar ingin seperti bunga yang indah, tapi Ambar tidak akan mau layu dalam hal semangat. Walaupun semangat itu sesekali akan layu, tapi Ambar akan selalu memupuk semangat itu. Yang pasti SEMANGAT.
O ya maaf buat semua teman-teman jika selama ini Ambar hanya asik sendiri. Semoga aja jika teman-teman membaca semua ini teman-teman akan faham. Yang pasti teman-teman ku suatu saat nanti juga akan merasakan kondisi yang sama dengan Ambar. Suatu saat jika teman-teman dapat hal yang teman-teman sukai dan itu menjadi salah satu cita-cita teman-teman, pasti teman-teman akau berpikir dua kali untuk melewatkannya.
****************Finish***************

Sabtu, 05 Januari 2008

Begitu Beruntngnya Aku…….

Bagaikan bunga teratai ini, ia sangat beruntung bisa tumbuh subur, indah menghiasi taman. Ia sangat beruntung dapat hidup subur walaupun bunga lain juga bersaing untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan suburnya. Mungkin aku tidak kalah beruntungnya dibandingkan kau bunga teratai!!!!

Begitu beruntungnya akau telah mendapatkan kesempatan yang luar biasa dalam proses pembelajaran ku. Betapa tidak! Aku bisa mengatakan aku adalah salah satu orang yang beruntung karena aku mendapatkan kesempatan untuk mengali ilmu sekaligus pengalaman. Tepatnya 6 November 2007 lalu aku mendapatkan sms dari dosenku yang memberikan informasi bahwa ada suatu kegiatan di media cetak local atau lebih tepatnya di sebuah Koran lokal.

Tepat usai shalat magrib aku menerima pesan singkat itu dan aku kenal jelas siapa pengirimnya. “ada program jurnalis intensif” sambil menyebutkan nama media yang mengadakannya, “mau ikut?”. Pesannya begitu singkat sehingga aku hanya bingung dengan sms yang ku baca saat itu. Cepat jemariku menekan kipade hand phone ku. “Mau!” jawabku dan kulanjutkan lagi dengan sederet pertanyaan yang timbul setelah aku membaca sms itu. Dalam hati ku mengumam, “uh seperti biasanya smsnya padat singkat, sangking singkatnya kita hanya dapat info sepotong aja”. Ah peduli amat dengan sms yang singkat, tapi yang penting adalah infonya dan aku harus bersyukur karena masih ada dosen yang sudi dan sempat sms walaupun hanya dikit.

“Uh aku lupa kalau orang yang satu ini (yang sangat ku segani layaknya aku menyegani ayah juga bundaku), tak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ku kirim lewat sms, tapi usah terlanjur terkirim tu sms, peduli amat. Tak lama berdering lagi selular ku tanda adanya balasan sms yang barusan kukirimkan. “Kalau mau lebih jelas datang aja ke kantor”, is isms itu. Malam itu cuaca tidak bersahabat. Langit gelap, hujan turun cukup deras sedangkan temp[at tujuan itu aku tau cukup jauh jaraknya dari rumahku. Langsung ku balas lag sms itu, “yang bener aja! Ni dah malam, hujan tempatnya jauh lagi ditambah Ambar baru sekali berkunjung ketempat itu, ntar kalau ambar sesat gimana?. “itung-itung ini tantangan untuk jadi wartawan! Pergi aja ke Jl. Purnama terus ntar ketemu kantornya, kalau sesat tanya aja ama orang!” jawabnya mudah.

Aku ga mau orang berangapan bahwa aku orang yang rapuh, suka mengeluh dan cepet nyerah. Oke aku terima tantangan itu. Bergegas aku berkemas, kukenakan jaket pink ku dengan aharapan dapat menahan rasa sejuk yang siap menusuk tulangku. Ada satu perlengkapan lang yang tak boleh ku tingalka, mantel (jas hujan). Wih kalau ga pakai jas hujan bisa basah kuyup da pasti habis itu demam siap menghampiriku. Duh ni mantel menyedihkan sekiali kondisimu “ku pandangi mantelku yang sarat dengan lobang serta koyak di bagian belakang”. Lapan aku pinya duit untuk bisa ganti mantel ya? Ntar deh pasti ada aja rejekinya, hiburku dalam hati. langsung kumelaju menuju Jl. Purnama setelah ku selesai shalat Isya malam itu. Disepanjang jalan tak berhenti mulut ku komat kamit membaca istinghfar dan bacaan apa saja yang bisa ku baca dan didalam hati bergumam sederet do’a. Berharap agar Allah mempermudah jalnnku dan selalu membantuku.

Terus ku telusuri jalanan kota Pontianak yang sedikit sepi akibat hujan yang turun sejak sore tadi. Hamper aja aku tersesat saat berada tepat berada di simpang empat gor, Jl. Purnama, Jl. Sumatra juga Jl. Sutoyo. Sejenak ku terhenti serta beristighfar “Astaghfirullah!!” hampir aja aku nyasar. Untung aku lihat-lihat lagi mana jalannya. Mulai masuk di Jl. Purnama, hati-hati ku telusuri jalan, akhirnya setelah beberapa lama ku temukan juga kantornya. Wih sejuk banget sih! Langsng aja ku menuju ruangan atas kantor Borneo Tribune.

Sampai di kantor kuliaht orang yang sedang sibuk didepan komputer masing-masing. Ku dipersilahkan masuk dan dua orang yang belum begitu akrab kukenal. Wanita berjilbab hitam berbaju kaos itu menjelaskan apa itu intensif program, Mba’ Fitri namanya. Disambut oleh lelaki berbaju kaos hitam dengan rambut sedikit panjang mengerai di bahu tapi ia tampak begitu cocok dengan staylnya itu, Bang Mering namanya dan kedianya adalah redaktur Borneo Tribune yang mengelola program Tribune Institut.

Setelah dijelaskan kurang lebih dua puluh menit dan aku pun merasa faham dengan kegiatan yang kan ku ikuti keesokan harinya bergegas ku pacu kendaraan roda dua ku untuk segera sampai dirumah karena tak tahan lagi dengan rasa sejuk yang menyergap.

************************* To Be Cintinou Friend ********************** *****

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda