Senin, 29 Desember 2008

Beasiswa Karya Ilmiah (Absen Tahun Ini)

Jalanan kota Pontianak masih basah. 30 menit yang lalu hujan turun sanggat lebat. Aktifitasku sempat tertahan beberapa saat. Siang itu, aku baru selesai mengikuti suatu kegiatan di Jl. H. Rais A. Rahman. Usai mengantarkan salah satu temanku yang lokasinya masih di Sui. Jawi, aku langsung menuju ke kampus. Aku tahu, aktifitas kampus hari itu belum dimulai, alias masih libur bersama pasca Natal dan tahun baru Islam.
Siang itu, aku sengaja menyempatkan diri untuk singah ke kampus. Dengan menggunakan mantel aku menyusuri jalanan kota Pontianak. Hujan belum benar-benar reda. Walaupun tak selebat 1 jam yang lalu. Aku sengaja ke kampus karena aku penasaran ingin meilihat dengan langsung pengumuman beasiswa dari STAIN Pontianak untuk tahun ini. Aku memang sudah mendapatkan informasi dari temanku, Ica. Tapi, aku tak bisa menanyakan semua informasinya. Hanya informasi yang penting-penting saja yang disampaikannya. Maka dari itulah aku nekat ke kampus walaupun hari masih hujan. Sebenarnya aku berniat berkunjung ke kampus sejak 2 hari yang lalu. Tapi entah apa sebabnya, yang pasti ada saja halangan yang membuat niatku itu tak kesampaian.
Sebelum libur bersama, aku memang absen ke kamus. Aku mengikuti kegiatan di luar yang membutaku tak bisa ngampus untuk beberapa hari. Selain informasi dari Ica, aku juga mendapatkan informasi dari temanku yang lain, Kak Yanti. Bahkan sebelumnya, saat aku masih mengikuti kegiatan di Kedai Beringin, Pak Jais sempat memberitahuku jika pengumuman beasiswa telah ditempel. Saat aku mendapatkan info dari Pak Jais, aku merasakan bahwa aku sudah terlalu lama meninggalkan kampus, bahkan informasi sepenting itupun sampai terlewatkan.
’Pengumuman beasiswa sudah ada tu mbar”, kata Pak Jais waktu itu.
”Benar lah Pak? Udah ditempel pak?”, aku sempat tak percaya.
”Iya”, jawab Pak Jais singkat. Diam-diam aku kesal pada diriku sendiri saat mengetahu inrmasi itu.
Tepat pukul 13.00 WIB aku tiba di kampus. Kampus tampak lengang. Aku langsung menuju ke Jurusan Dakwah, berharap pengumuman itu tertempel disana. Pengumuman di akademik, aku tak mungkin bisa melihatnya. Tak mungkin akademik buka di hari libur begini.
Ku parkir motorku di halaman jurusan. Ada motor bang Habibi disana. Tapi aku tak menemukan satu orangpun disekitar jurusan, bahkan pintu ruangan jurusanpun tertutup, terkunci maksudku.
Aku bergegas mencari pengumuman itu di mading jurusan. ”Hah...bersih dah mading”, gumamku dalam hati. Aku mendapati mading dengan sedikit tempelan. Beberapa hari yang lalu kondisi mading masih seperti biasanya. Penuh dengan pengumuman dan beberapa tulisan milik mahasiswa serta dosen Dakwah yang terbit di koran. Hal itu memang menjadi budaya di STAIN. Siapaun yang punya tulisan dan terbit di koran berhak menjadi peramai mading. Itu dilakukan dengan tujuan memberi motifasi kepada teman-teman yang belum menyempatkan diri untuk menulis.
”Mana ya pengumunanya? Tak mungkin disini tak ada pengumuannya”, aku mulai curiga karena tak ku temukan pengumuman itu di mading yang berada tepat dihadapanku. Aku lalu menoleh ke arah yang berlawanan. Mading yang satunya. Tapi hasilnya nihil...aku tak juga menemukannya. Hanya pengumuman nilai semester yang lalu yang ada disana.
”Aneh...kenapa ngak ada?”, lagi-lagi aku heran. Padahal untuk pengumuman sepenting itu, harusnya mading jurusan menjadi salah satu target utama dan tahun-tahun sebelumnyapun pengumuman itu ada disini.
”Mudah-mudahan...di mading kelas, ada”, aku memupuk harapan dan langsung menuju mading yang berada di depan kelas Dakwah. Ku tebar pandangan di mading yang lebarnya kurang lebih dua meter, tingginya melebihi tinggi badanku, dan bagian depannya berdaun pintu kaca transparan.
”Alahamdulillah...ini dia pengumuman yang ku cari-cari”, aku merasa lega saat menemukan pengumuman itu.
”Mana dia???”, aku bertanya-tanya dalam hati. Saat ku baca, kategori beasiswa: Beasiswa prestasi akademik, Beasiswa kurang mampu dan beasiswa skripsi.
”Hanya ada tiga kategori? Mana kategori yang lain??”. aku tak percaya dengan pengumuman yang sedang kubaca. Ku ulangi hingga tiga atau empat kali saat membacanya. Aku ingin meyakinkan diriku sendiri kalau tahun ini tak ada lagi beasiswa karya tulis ilmiah. Padahal tahun yang lalu ada lebih dari 3 kategori beasiswa.
”Ya Tuhan...kenapa kategori beasiswa karya tulis ilmiah tak ada lagi? Apakah penulis tak layak mendapat pernghargaan lagi? Apakah STAIN tak lagi peduli dengan penulis??”, aku tertunduk tak bersemangan saat itu. Aku kecewa. Aku kecewa bukan karena apa-apa. Perhatian special yang di berikan oleh STAIN kepada penulis mulai ditunjukkan tahun lalu. ”Tapi mengapa hanya satu kali saja? Setelah itu tak ada lagi??” itu pertanyaan dalam benakku. Padahal penduduk kampus STAIN semangatnya sudah mulai terbakar saat melihat apresisasi yang ditunjukkan oleh STAIN. Tahun ini, STAIN tak memberikan perhatiannya kepada penulis.
Terlepas dari apapun kendala yang dihadapi STAIN Pontianak hingga tak lagi memberikan apresisasi itu. Tapi entah mengapa terbersit rasa kecewa dalam hatiku. Semoga ini tak lagi terjadi ditahun-tahun berikutnya dan penulis tetap mendapatkan tempat tersendiri di kamupus yang mulai ingin menobatkan diri menjadi kampus riset sejak 19 Desember lalu dalam pelatihan penelitian Participatory Action Research (PAR) yang dilaksanakan oleh STAIN dan diikuti oleh dosen-dosen STAIN juga.

Tidak ada komentar: