Senin, 29 Desember 2008

PAR: Penelitian Yang Terfokus Pada Masyarakat

Participatory Action Research (PAR) adalah suatu basis penelitian yang tidak hanya mengedepankan tujuan dari suatu institusi atau tujuan yang dimiliki oleh seorang peneliti. Akan tetapi PAR adalah suatu basis penelitian yang mulai diterapkan dikalangan peneliti karena penelitian berbasis PAR tidak hanya memetingkan hasil keilmuwan, akan tetapi juga menitik beratkan pada perubahan dan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.
Hal inilah yang sedang dibahas dalam pelatihan penelitian yang diselenggarakan dan diikuti oleh dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. “Proses dalam penelitian berbasis PAR adalah proses sebuah proses social yang kritis”, kata Ahmad Mahmudi dalam pelatihan tersebut. Selain itu, diungkapkan juga oleh pemateri yang didatangkan langsung dari Jakarta yang aktif dilembaga pengembangan teknologi pedesaan dan Indonesian Sociely For Social Trasformation dalam pelatihan tersebut, bahwa dalam penelitian berbasis PAR, menerapkan metodologi penelitain yang focus pada perubahan masyarakat, proses pembelajaran, pencerahan dan pengorganisasian serta tindakan perubahan dalam berbagai hal social yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.
Seorang peneliti yang menerapkan PAR berperan sebagai fasilitator bagi masyarakat. Berbagai masalah yang ada dilapangan tidak hanya diidentifikasi oleh peneliti akan tetapi melibatkan masyarakat secara langsung, dan disinilah hal yang membedakan antara penelitian yang berbasis PAR dan penelitian yang lainnya. Tidak seperti penelitian yang sering dilakukan, penelitian dengan mnerapkan PAR menuntut seorang peneliti untuk lebih kritis dalam menangapi data yang didapatka di lapangan.
PAR tidak hanya penting untuk diterapkan dalam hal penelitian, karena jika semua orang bisa merefleksikan PAR dalam kehidupan sehari-hari, proses social akan berjalan dengan baik. “Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam PAR diantaranya adalah mementingkan kedekatan pikiran maupun emosional dan mengedepankan kedekatan antara seorang peneliti atau tim penelitian dengan masyarakat yang dihadapinya” inilah yang diungkapkan oleh seorang peneliti yang telah memiliki banyak pengalaman dalam hal penelitian. Karena jika seorang peneliti sudah berada di lapangan,maka semua status social sudah harus ditangalkan dan status social seorang peneliti sudah tidak lagi berlaku, dan itulah yang akan mempermudah seorang peneliti dalam membangun kedekatan dengan masyarakat.
Selain itu, suasana santai dan keterbukaan juga harus senantiasa diciptakan oleh seorang peneliti saat melangsungkan proses penelitian dan peneliti juga dituntut untuk senantiasa flasibel dan tidak bersifat kaku saat melakukan proses penelitian.
Ada juga beberapa dasar penelitian yang diungkapkan oleh Ahmad Mahmudi, diantaranya adalah seorang peneliti harus sungguh-sungguh memperhatikan gagasan yang datang dari masyarakat yang kadang-kadang gagasaan tersebut masih terpenggal-penggal dan belum sistematis. Setelah mengamati gagasan tersebut dengan seksama, selanjutnya seorang peneliti harus mempelajari gagasan yang ada sehingga menjadi gagasan yang lebih sistemstis, kemudian gagasan tersebut diterjemahkan hingga menjadi aksi dan uji kebenaran gagasan yang akhirnya gagasan tersebut menjadi ilmu pengetahuan masyarakat.
Dalam penelitian dengan basis PAR, proses analisis yang digunakan adalah analisis trasformatif. Analisis trasformatif disini adalah analisis perubahan, dan tidak mengunakan dasar analisis yang selalu menyalahkan masyarakat dalam permasalahan yang ditemukan di lapangan, dan tidak mengkambing hitamkan masyarakat dari masalah yang doitemukan.

*Telah Terbit Di Harian Borneo Tribune, Edisi Minggu 28 Desember 2008.

Tidak ada komentar: