Senin, 29 Desember 2008

Tingalkan Dzulhijah dan Desember dengan Introspeksi Diri

1429 H baru saja berganti dengan 1430 H, bahkan tahun 2008 M hampir kita tinggalkan beberapa hari lagi. Momen pergantian tahun Hijriyah dan Masehi yang jeda waktunya hanya beberapa hari itu, harusnya mampu menyadarkan kita bahwa kita akan memasuki babak baru dalam masa kehidupan kita. Bergulirnya waktu dalam hitungan tahun dalam mengukir sejarah hidup, kadang tidak terasa. 12 bulan yang sudah berlalu hanya seperti pergantian malam dan siang yang masa berlalunya begitu cepat.
Apa-apa saja yang kita lakukan dalam setahun terakhir ini, akan menjadi masa lalu yang menjadi dasar masa yang akan datang dalam kehidupan kita. Jika setahun yang lalu, kesuksesan yang kita tuai, itu harus menjadi sesuatu yang kita syukuri, dipertahankan dan bagaimana caranya agar kita bisa menjadi yang lebih baik lagi.
Akan tetapi jika yang sebaliknya yang kita dapatkan, maka salah satu jalan yang mesti kita tempuh adalah mengevaluasi apa saja yang telah kita lakukan hingga kita menuai kegagalan. Begitu banyak faktor yang menyebabkan kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita harapkan. Boleh jadi karena memang hal itu bukanlah hal yang terbaik untuk kehidupan kita, ataupun karena memang usaha kita yang tidak maksimal untuk menjemput harapan itu.
Sejatinya apapun yang kita dpatkan haruslah kita renungkan kembali apa hikmah dibaliknya. Karena belum tentu kebaikan yang kita dapatkan akan membawa kebaikan pula bagi kita atau bahkan sebaliknya belum tentu sesuatu yang buruk itu adalah sesuatu yang tidak baik untuk kita. Karena itulah apapun yang kita dapatkan, sudah selayaknya mampu kita jadikan pelajaran berharga.
Karena itu pula sesuatu hal yang mendekati kata wajib untuk kita laukan ketika berada dipenghujung tahun dan menyongsong tahun baru adalah evaluasi atau introspeksi diri. Karena dengan begitu, setidaknya kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah kita lakukan. Jika ditahun sebelumnya kita belum bisa menjadi pribadi yang bisa membawa kebikan pada orang-orang disekitar kita, bagaimana cara atau solusinya agar kita mampu memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri kita pribadi. Dan jika kita mendapati kebikan pada diri kita, bagaimana caranya agar kita tidak menjadi orang yang cepat puas dengan diri kita dan menjadikan itu sebagai motifasi untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.
Jika di dunia perkantoran ada istilah tutup buku dipenghujung tahun, maka alangkah lebih bainya jika kita juga bisa menutup buku catatan kehidupan kita ditahun ini dengan sesuatu yang bermanfaat untuk masa mendatang. Sesuatu yang baik kita ambil untuk dijadikan pelajaran berharga, dan sesuatu yang buruk tidak lantas harus kita buang. Tapi bagimana caranya sesuatu yang uruk itu, bisa kita daur ulang hingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi bahkan sesuatu yang luar biasa bila perlu. Kata pepatah, ”Walau nasi sudah menjadi bubur, tapi bagaimana caranya kita menjadikannya bubur itu menjadi bubur yang spesial”.

Ambaryani

Tidak ada komentar: