Selasa, 02 Desember 2008

St....

4 ½ tahun yang lalu, aku begitu menginginkan menjadi seorang psikolog yang professional. Entah dari mana datangnya cita-cita itu. Tapi yang pasti keinginanku itu muncul saat aku masih duduk di bangku SMA. Aku memang tidak berkesempatan untuk belajar disekolah2 faforit di kota ini. Tapi aku tak menyesali hal itu. Karena aku yakin Tuhan memilki rencana-Nya sendiri. Tuhan tak akan mengarahkan langakah kakiku ke sekolah ini jika tak ada sesuatu yang luar biasa disana. Ternyata semuanya terbukti. Memamng sekolah itu bukanlah sekolah faforit, tapi disitulah aku mulai menemukan jati diriku. Disitu pula ujung tombakku saat itu. Aku mensyukuri apa yang telah Tuhan beri padaku dan apa yang telah ku dapatkan saat ini.
Tak banyak memang jumlah teman sekelasku. Hanya 21 orang saat itu. Dengan jumlah teman yang tak banyak itulah aku teerbiasa dekat dengan teman-temanku. Awalnya aku tak menyadari akan keinginanku. Tapi lama kelamaan aku menikmati kondsi itu. Aku merasakan kepuasan tersendiri ketika aku bisa mendengar cerita, keluhan, kesedihan hingga hal yang menggembirakan dari teman-temanku. Aku juga merasakan kepuasan yang luar biasa jika aku bisa memberikan solusi dari masalah yang dihadapi oleh teman-temanku.
Sejak saat itulah aku sesumbar dengan teman-temanku, jika suatu saat nanti aku ingin menjadi seorang sikolog handal dan professional. Tapi entah sejak kapan aku mulai melirik dan jatuh hati pada dunia kepenulisan. Meninggalkan bangku SMA ternyata membuat aku lupa dengan cita-cita besarku saat itu. Aku asyik dan menikmati dunia baruku. Aku sempat merunut dari awal mengenai apa cita-citaku. Saat itu, aku mengumpulkan semua dairy ku dan buku-buku yang menjadi teman dalam mengisi hari-hariku beberapa tahun yang lalu.
Aku mulai menyukai dairy sejak SMP. Ku buka satu persatu dairyku, saat itu aku hanya berhasil mengumpulkan 3 dairy yang pernah ku milki. Aku tak tau persis dimana letak dairy-daryku yang lainnya. Dari situlah aku mulai membangkitkan semangat menulis yang pernah ku tumbuhkan sejak aku berusia 12 tahun itu. Semangat menulis yang pernah ada dan dairy itulah salah satu saksi bisu dari cita-citaku.
Memang sejauh ini belum ada bukti yang berarti kalau aku benar-benar loyal dengan dunia baruku (menulis). Tapi paling tidak aku masih menyimpan keoptimisan suatu saat nanti aku akan membuktikan bahwa aku bisa menekuni bidang ini dengan karya-karyaku).
Menjadi seorang penulis memang salah satu cita-cita besarku. Tapi aku juga tak mau mengubur cita-citaku untuk menjadi seorang sikolog. Suatu saat nanti aku ingin menjadi sikolong untuk orang-orang terdekatku dan aku ingin menjadi sikolog semua orang yang ada di dalam gubuk indahku yang akan kubangun nanti. Semoga…..

Tidak ada komentar: