Rabu, 19 Maret 2008

Kepemimpinan

Kepemimpinan Rasulullah dan Kepemimpinan Masa Kini

Muhammad datang ke dunia sebagai Rasul Allah yang terakhir, dan tidak ada Rasul lagi yang diutus. Rasulullah yang dinobatkan langsung oleh Allah SWT. Sebagai manusia maksum yang dijamin masuk surga, sekaligus menjadi nabi dan rasul yang membawa kitab Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam. Nabi Muhammad SAW. yang turun membawa Al-Qur’an merupakan nabi dan rasul penyempurna nabi-nabi sesudahnya. Begitu juga dengan kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh beliau. Saat Rasulullah berusia 25 tahun beliau mengemban tugas menyebarkan agama Islam sekaligus bertindak sebagai pemimpin pada masa-Nya. Masa kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat, yang memiliki model yang jauh berbeda dengan model kepemimpinan yang ada saat ini.

Saat berbicara mengenai kepemimpinan dan hal ini dikaitkan langsung dengan kepemimpinan Rasulullah, pastilah sangat jauh berbeda. Konsep yang ada pun memiliki ruang yang tidak sama. Pada zaman Rasulullah, beliau memimpin langsung dan menggunakan aturan yang memiliki acuan pada sumber Al-Qur’an dan Hadits. Maka sangat wajarlah jika umat terdahulu atau rakyat yang dipimpin oleh beliau memiliki karakter yang cukup kuat atau proses imitasi yang cukup baik antara karakter pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. Hal ini merupakan hal yang seimbang dengan akhlak serta keteladanan Rasulullah saat beliau menjabat sebagai pemimpin pada masanya. Tapi jika kita tengok saat ini konsep apa yang sedang diusung oleh para pemimpin kita?

Jika yang sedang terjadi di kursi kepemimpinan saat ini adalah hal-hal yang jauh dari nilai kewajaran, bagaimana mungkin apa yang sedang pemimpin kita lakukan bisa memberikan tauladan. Dengan rresiko yang harus kita hadapi adalah memiliki pemimpipn yang tidak memperhatikan rakyatnya. Secara tidak langsung pemimpin yang tidak bisa memberikan tauladan, dalam masa kepemimpinanya pemimpin tersebut mampukah membentuk karakter rakyat yang berada dibawah naungannya?

Banyak prestasi yang Rasulullah raih saat menjadi pemimpin. Hal ini dilatar belakngi oleh banyak factor. Baik itu faktor internal maupun esternal. Seperti pemaparan di atas, factor-faktor internal yang mempengaruhi kesuksesan Rasulullah dalam memimpin, adalah aspek dari diri sendiri (yaitu pribadi seorang pemimpin itu sediri). Setelah pribadi dari seorang pemimpin tidak diragukan lagi. Faktor eksternalnya adalah para sahabat yang begitu setia mendampingi beliau pada masa pemerintahan nabi Muhammad SAW. kesetiaan para sahabat itupun atas landasan kecintaan pada sang Rasul yang memiliki pribadi yang sudah selayaknya mendapat acungan jempol.

Pola kepemimpinan Rasulullah dan pola kepemimpinan yang ada saat ini tentulah jauh berbeda. Dengan mengetahui fenomena yang sedang terjadi saat ini, bisa dipelajari betapa fantastiknya Rasulullah dalam begitu banyak bidang, maka patutlah jika Rasulullah sebagi Nabi dan Rasul yang menyempurnakan Nabi serta Rasul sebelumnya.

Dengan mengetahui pola kepemimpinan Rasulullah, umat Islam umumnya dan para pemimpin khususnya bisa menjadikannya tolak ukur ataupun bahan evaluasi diri mengenai apa yang telah disumbangkan dengan jabatan yang dimilikinya. Terlebih saat-saat menjelang pemilihan pejabat daerah (wali kota). Paling tidak menjatuhkan pilihan pada salah satu calon dengan pertimbangan yang cukup matang dan diperhitungkan serta diprediksikan mana calon pemimpin yang siap menjadi pelayan publik. Karena pada hakikatnya seorang pemimpin adalah sebagai pelayan dan tauladan rakyat. Jika kita mengambil pelajaran (ibroh) dari kepemimpinan Rasulullah, maka apa yang sudah kita dapatkan dari ketauladanan para pemimpin pada saat ini. Hal ini bisa saja menjadi suatu tugas bagi kita semua untuk mendukung para pemimpin agar bisa menjadi pemimpin yang menjalankan peranya sebagai pelayan dan tauladan.

1 komentar:

ZAISAN izan mengatakan...

Salam. Salut dengan semangat dan karyamu. Salam kenal dan persaudaraan dari Madura Jawa timur