Selasa, 13 Mei 2008

One Day


One day

One day

selasa 26 feb 2008
Ternyata benar, kebersamaan bisa menanmbah sesuatu yang beda dalam ukhuwah. Lama tak kunikmati kebersaan bersama sahabat-sahabatku, yah sahabat yang tergabung dalam lembaga perss mahasiswa. Mungkin karena kami disibukkan dengan aktifitas dan rutinitas masing-masing. Maklumlah minggu-minggu ini adalah momentum liburan dikampus Stain Pontianak. Banyak juga sih teman lain yang tak bisa menikmati kebersamaan hari ini. Ada yang sedang menikmati liburan dikampung halaman masing-masing ada juga yang jadwalnya masih padat (artis kali ye???). Tapi liburan kali ini memang berbeda. Aku yang biasanya mengisi liburan dengan menambah daftar kerjaan ku untuk menambah unag saku (mumpung liburan, jadi habiskan waktu cari sesuatu he....), tidak ada lagi aktifitas itu di liburan kali ini.

Kami di LPM begitu sapaan akrab lembaga perss mahasiswa, sedang sibuk mempersiapkan gawean yang telah kami rencanakan untuk menutup hari libur kali ini.hampir setiap hari hadir di kampus, walaupun sesekali rasa malas mengelayuti, (coz kampus sepi semua pada liburan). 07.30 sekretariat kami LPM yang sembari tadi sepi yang ada hanya aku sendiri yang sedang merampungkan tulisan artikelku didepan komputer dan diiringi lagu yang ku putar lewat winamp di komputer antik kami. Tak lama kemudian mulai muncul satu persatu. Awalnya Zainudin ketua panitia dalam kegiatan kami kali ini. Aku tetap asik melanjutkan kegiatanku dan sesekali ku sapa Jai (sapaan Zainudin). Begitu juga Jai ia sesekali melontarkan pertanyaan pada ku. Beberapa waktu kemudian Iyan, K Erni dan Septian muncul didepan pintu. Assalamualikum mereka mengucapkan salam. Kami menjawab dengan nada datar (biasa aja).

Mereka tak terlalu mengambil pusing respon kami, langsung mereka bergabung di depan komputer yang telah aku dan Jai kuasai (kawasan jajahan kali dikuasai!). bincang-bincang lepas sebelum akhirnya kami membicarakan kegiatan pelatihan jurnalistik untuk remaja masjid se-kota Pontianak. Yang terakhir muncul dari balik pintu adalah satu ssok yang tak asing lagi bagi kami.
Assalamualaikum sambil berseloroh”, K Yanti yang datang, Pimred kami.
“Wih emang beda ya kalau orang yang hobinya ngander n lelet tu”,
aku mengoda K’ Yanti yang saat itu belum sempat melepaskan sandalnya dan masuk keruangan.
“E sembarangan, enak aja! Dasar ni adek tingkat tak sopan. Masak KK tingkat di gitukkanya!”,
begitu biasanya K Yanti membalas godaanku, gak ada fariasai! Whe... he...he....jangan ngamok ye kalau baca ni!).
“Biarin, emang iya kan KK paling hobi telat, kamek dah dari tadik pagi datang, E die nyaman jak dateng siang! Taip hari lagi’ tu!”,
lanjutku.
Dasar emak-emak cerewet, laen gak kan?”. timpalnya.
Ah biasa aza semua orang juga tahu kalau Ambar tu.......E......!!!”, belum sempat aku melanjutkan K Yanti langsung menyerang.
Cerewet maksudnya!”.
Gak tahu juga KK tingkat yang satu tu lebih arab mengenal Ambar sebagai adek tingkat yang cerewet, mungkin karena Ambar sering beleter sama dia kali ya? Tapi mane duli, emang die tak genah (dalam hal-hal tertentu) maunya kenak leter melulu, udah tau punya adek tingkat yang bawel abiz, aku mencoba tak hirau dengan semua itu. Tapi K Yanti walaupun kelihatan agak sangsot, Aku nyaman dekat dengannya, kerena menurutku dia punya seseuatu yang lauar biasa yang tak bisa kudapatkan dari teman atau KK tingkat yang lain.
“Dah...dah kitakni asal ketemu pasti tak akor, tapi kalau tak ade becarik! Kite ni nak genahkan proposal jugak surat-surat yang laen, tinggal berape hari agik kegiatan kami ni?”,
K Erni yang sering disapa mak Erot oleh teman-teman LPM.
Habis debat ngalor ngidul kami langsung fokus ngurus semua yang harus diselesaikan hari ini. Jai dan K Erni pergi ke Kopma untuk foto copy proposal dan kami melanjutkan perbincangan.
Dah ni, proposal dah kamek foto copy”, teriak mak Erot.
“Ya udah cepetan masok
” aku menyuruh mereka segera masuk.
Yang lain sibuk melipat surat dan menulis nama-nama masjid yang akan kami berikan undangn, sedangkan aku masih asik didepan komputer. Tak lama kemudian aku turun tangan juga (he....he....). Sampai pada sesi bagi tugas mengantar undangan. Jai sudah terlebih dahulu memilih undangan yang ia rasa bisa dijangkaunya.
E yang laen cepetlah kite bagi tugas”, K Erni menyuruh kami membagi tugas sambil memegang undangan yang telah selesai ia tulis satu persatu.
“E tak bise ni pembagiannya, masak Ambar dapat tugas yang paling banyak? Dari ujung keujung lagi tu! Proposal pun Ambar dapat gak”,
protesku pada teman-teman yang membagikan tugas.
“E kan satu arah!”
Iyan dan Septian meledekku sambil tertawa. Tiba-tiba muncul Suwadi didepan pintu. Aku langsung mendatanginya.
“Su! Usu bagi tugas dengan Ambar ye! Amabar terlalu banyak ni tugasnya takut kewalahan”, kataku tanpa basa basi.
Suwadi yang tak tahu apa-apa menerima tugas itu tanpa komentar satu pun kecuali angukan kepala.
“Dah selesai?”,
tanya Iyan.
makan yok kite!”, kata Iyan menyambung pembicaraan.
“Makan dimane n siape yang nak jamin? Iyan ke?”,
tanya teman-teman hampir serentak. “Makan bareng tapi bayar sorang-sorang lah!Iyan kembali membela.
“Kalau maok kite makan di rumah Iyan, ade mi sedap, milo dll”
Iyan promosi.
“Jaoh ndak rumahmu tu?
” tanyaku dan teman-teman.
“Tadak dekat bah di Tajnjung Raya II
” Iyan meyakinkan. Awalnya Jai n septian menolak ajakan Iyan, tapi setelah di intimidasi oleh K Erni & K Yanti akhirnya mereka kalah dan pasrah tak berkutik. Kami akhirnya langsung memacu kendaraan roda dua kami menju Jl. Tanjung Raya. Kali ini bukan Iyan yang menjadi pemandu Jl, melainkan aku. Ada hal yang luar biasa, salah satu teman kami (Septian), tak terseteksi alias kehilangan jejak. “Mane Septian?” tanya Iyan.
Tak tahu kemane ilangnye”, kataku.
Rupanya dia hilang, hampir sampai ke toll 2. Teman kemi yang satu itu memang agak beda. Tapi tak begitu lama dia muncul juga.
Kami melanjutkan lagi pejalann kami menuju rumah yang belum kami ketahui dimana letaknya.

Sambung lagi entar!!!

Tidak ada komentar: