Jumat, 01 Mei 2009

Kacang Hijau Setengah Matang


Oleh : Ambaryani


“Kak, udah masak ke kacang hijaunya? Udah kakak tegok”, tanya Erika padaku sambil berdiri.
”Belum Rika. Tadi udah kakak tengok. Bentar lagi mungkin masak”, jawabku.
Rika yang tadinya sudah berdiri untuk menghampiri dapur umum kami, kembali duduk.
Aktifitas panitia dan anggota baru LPM masih terus berlanjut. Mereka masih sesi evaluasi kegiatan selama 2 hari.
Erika adik tingkatku. Dia bergabung dalam satu organisasi yang sama denganku. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) STAIN Pontianak.
Saat itu kami sedang berada di atas bukit Rill yang disekelilingnya tumbuh pohon-pohon besar berdiameter 30 hingga 60 cm. Bukit itu tidak begitu lebar. Kurang lebih hanya 10x10 meter saja. Kawasan bukit Rill terletak di hampir ujung gang Panaca Bakti, Siantan-Pontianak. Sebenarnya, bukit itu tidak berada di penghujung gang. Setelah belokan melewati hampir 4 kilo meter perjalanan, masih ada jalan setapak yang sulit dijagkau oleh kendaraan bermotor.
Kami di sana untuk melaksanakan agenda pengukuhan anggota baru LPM. Kegiatan itu berlangsung 25 hingga 26 April 2009. Aku, Erika, Hanisa Agustin dan dibantu teman-teman yang lain menyiapkan sarapan untuk peserta dan panitia selama 2 hari kegiatan. Entah apa alasan, kawan-kawan memposisikanku sebagai bagian logistik. Yang pasti selama 2 hari, bagian logistik merupakan tanggung jawab ku. Walaupun setelah berada di lapangan teman-temanku banyak membantu.
Hingga pagi itu, aku yang bertanggung jawab menangani sarapan pagi teman-temanku. Aku yang dibantu Erika, mulai memasak. Menu pagi itu, adalah bubur kacang hijau.
”Rika, cemane ni ngidopkan gas nye?”. Aku mulai panik saat salah satu kompor gas kami tidak mau menyala.
”Mang kenapa ka?”, tanya Rika.
”Entahlah”, jawabku singkat sambil mencoba kompor yang satunya.
”Tak, tek. Tak, tek”, berkali-kali aku mencoba menghidupkan kompor. Tapi tetap saja tidak berhasil. Awalnya, aku tak tahu apa masalah kompor itu. Aku cuek saja.
Aku beralih ke kompor yang satunya. Hanya 3 kali mencoba, kompor itu sudah menyala sempurna. Dandang besar yang sudah ku siapkan segera ku letakkan diatas kompor.
Aku kembali bergabung bersama panitia dan peserta. Sambil sesekali menuju dapur,mengecek kondisi kacang hijau yang kumasak. Rika, Lilis dan Syahbudinpun sesekali mengeceknya.
Setelah sesi evaluasi selesai, kami memegang peranan masing-masing. Teman-temanku yang lainnya merobohkan tenda dan membersihkan ligkungan. Aku, Erika dan Syahbudin menuju dapur.
Belum aku sampai di dapur, Erika mengejutkanku.
”Ka, apinya mati”, kataya sertengah berteriak.
”Udah, jangan-jangan habis gas”, kata kak Dian pemilik kompor gas tersebut.
”Wah, kalau habis gas, cantek cerita. Kacang hijau belum masak”, gumamku dalam hati.
Setelah diperiksa, ternyata benar. Gas habis. Kacang hijau belum begitu matang. Masih keras. Dalam sitilah melayu, ”kacangnye maseh celek”. Kacangnya baru pecah menjadi dua. Belum terlalu masak.
”Udahlah Rika. Kite kasik jak susu same gulenye, walaupun kacangnye maseh keras, tapi nyaman gak rase kuahnye”, kataku mempermudah keadaan.
”Tapi masih belum terlalu matang ka”, bantah Rika.
”Lalu, anak-anak nak di kasi makan apa? Nak masak indomi gas dah tak ade”, kataku.
”Iya ya ka?”, jawab Rika heran.
Mungkin Rika heran dengan keputusanku, yang kemudian tangsung memasukkan susu ke dalam dandang yang berisi rebusan kacang hijau. Syahbudin emmbantu kami saat itu.
Erikapun langsung membuka kantong gula merah dan mengirisnya, lalu di masukkan dalam dandang.
Saat semuanya sudah beres, kami sarapan. Aku dan 21 teman-temanku anggota LPM duduk diatas tikar plasti berwarna biru. Piring dan mangkok peserta mulai ku isi dengan kacang hijaunya.
”Kawan-kawan, harap maklom ye kalau sarapannya tidak memuaskan. Karena gas habis, jadi kacagnya masih keras”, kataku dihadapan peserta dan panitia dengan rasa bersalah.
”Mbak-mbak. Dikasik kacang ijau maseh keras anak orang tu. Mang lah die ni?”, kata Yanti protes.
”Cemane gak? Gas habes. Harap maklom lah”, jawabku. Teman-temanku tertawa melihat kondisi itu. Akhirnya, peserta dan panitia sarapan dengan menu kacang hijau setengah matang.
Mengenai gas, teman-teman ku dari UKM Racana STAIN sempat meledek. “Baru ini tengok orang kemah pake kompor gas”. Kami, hanya tertawa mendengar ledekan itu.

Tidak ada komentar: