Jumat, 28 Maret 2008

Young Generation

Young Generation
Membangun suatu daerah tidaklah cukup hanya dengan membangun sarana prasarana atau membangun infrastrukturnya, ataupun adanya gagasan atau ide cemerlang yang dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan suatu daerah. Jika berbicara mengenai pemenbangunan daerah ataupun bangsa erat kaitanya dengan pemuda yang ada didalamnya. Pemuda merupakan aset yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan. Selain itu pemuda atau generasi penerus meupakan elemen yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan perlu adanya usaha yang optimal agar pemuda bisa menjadi generasi yang tepat guna. Tepat guna, dalam artian bisa menjadi pemuda yang memberikan peran positif bagi lingkungannya baik dalam ruang lingkup yang sempit maupun luas.
Sudah saatnya pemuda mampu memberikan dan menciptakan citra positif bagi dirinya dan lingkungan. Jika yang sering dilihat dan dikenal selama ini, pemuda memiliki citra negative dengan maraknya kasus narkoba dan sex bebas dikalangan remaja. Kasus-kasus seperti itu pastinya akan memberikan citra buruk pada individu pemuda atau remaja itu sendiri dan akan mempengaruhi perkembangan diri serta menghambat perkembangan daerah (Kalimantan Barat). Perkembangan Kalimantan Barat akan terhambat jika pemuda yang ada didalamnya mendekati kata punah dan tidak adanya regenerasi.
Dalam suatu sistem organisasi atau pemerintahan sangat penting dilakukan regenerasi atau pergantian kepengurusan. Inilah kondisi rill yang ada dilapangan. Masa kepemimpinan atau jabatan yang diduduki oleh seseorang dibatasi oleh masa jabatan. Setelah itu siapa lagi yang akan mampu memberikan perubahan kalau bukan pemuda, terlebih jika generasi penerusnya tidak memilki masa depan yang jelas. Remaja merupakan embrio yang potensial sekaligus bibit kehancuran yang membahayakan. Pemuda bisa menjadi embrio atau bibit yang potensial jika peran pemuda bisa dioptimalkan dan tidak menutup kemungkinan pemuda menjadi bibit yang tak mapu menyumbangkan jasanya untuk perkembangan daerahnya sendiri atau bahkan menjadi faktor utama terpuruknya suatu daerah.
Untuk mewujudkan pemuda yang potensial terdapat banyak cara dan jalan agar pemuda dapat menjalankan tanggung jawab dan fungsinya secara optimal. yang mungkin belum dioptimalkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah membudidayakan membaca dan menulis dikalangan pemuda itu sendiri.
Budaya membaca dan Budaya menulis
Tidak jarang budaya membaca yang memiliki nilai positif bergeser retingnya dibandingkan dengan budaya lain yang sedang digandrugi oleh pemuda, salah satunya adalah musik. Pemuda berlomba-lomba menekuni dunia musik. Menekuni ataupun mengemari budaya lain bukanlah hal yang salah selama budaya tersebut tidak mengurangi minat pemuda untuk membaca. Seperti slogan yang sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari menegenai membaca adalah “dengan membaca kita membuka jendela dunia”.
Membaca menjadi suatu alternative yang ampuh untuk menyiasati kedangkalan pengetahuan yang dimiliki. Karena dengan membaca tidak hanya wawasan yang didapatkan, tetapi informasi-informasi yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Kegiatan membaca tidak hanya dibatasi pada buku, ataupun literature yang formal. Tetapi bahan bacaan sangatlah berfariasi, mulai dari koran yang memuat hal-hal yang up to date, majalah yang menyediakan ragam informasi yang beragam, buku yang juga memiliki jenis atau focus yang sangat banyak baik itu buku mengenai kehidupan politik, sosial, pendidikan ekonomi dan lain sebagiainya.
Menumbuhkan minat baca dikalangan pemuda bukanlah hal yang terlalu rumit. Tahap awal mulai tumbuhkan minat baca dengan membaca buku-buku yang diminati. Setelah minat baca itu tumbuh, setelah itu alihkan minat baca tersebut pada jenis dan ragam buku yang berfariasi.
Usaha untuk menumbuhkan minat baca juga bisa lakukan dengan banyak cara. Tidak sedikit sekolah atau perguruan tinggi yang menerapkan sistem diskusii dalam pembelajarnya. Dengan pola pendidikan yang seperti itu, menuntut peserta didik untuk mengetahui banyak hal dari buku-buku atau sumber lain mengenai permasalahan yang sedang dibicarakan. Selain itu sarana dan prasarana perpustakaan yang mampu memenuhi kebutuhan buku yang diperlukan untuk dijadikan bahan bacaan.
Minat baca seseorang bahkan bisa terlihat dari perkataan yang digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Katakana saja pemuda atau seseorang yang memiliki minat baca, dalam mengungkapkan argumen, selalu ada landasan keilmuan yang digunakan untuk memperkuat argumenya, minimal menmbandingkan apa yang orang lain bicarakan dengan apa yang pernah dibacanya. Jika budaya membaca sudah mampu ditumbuh suburkan, maka tidak akan ada lagi tindakan pembodohan atau penindasan pola pikir, karena banyak hal yang bisa memberikan beck up secara tidak langsung.
Kalimantan Barat memang sedang tidak dalam masa penjajahan, akan tetapi unsur-unsur penjajahan masih ada. Tidak hanya di Kalimantan Barat, akan tetapi didaerah lain hal ini juga terjadi. Penjajahan atau penindasan yang dimaksud disini adalah dalam hal pemikiran atau pola pikir. Pola pikir yang dipakai oleh pemuda Kalimantan Barat, banyak dipengaruhi oleh pemikiran kapitalis. Hal ini terjadi karena dari segi pengetahuan mengenai hal itu, tidak dimiliki dan jika terjadi hal-hal serupa tidak mengetahuinya dan akan terus berjatuhan korban dalam perang pemikiran dan suramlah masa depan Kalimantan Barat jika itu terjadi pada kalangan pemuda mayoritas.
Jika budaya membaca merupakan back up diri pemuda, menulis merupakan bukti dari ilmu yang dimilki atau memperkuat argument yang hanya perkataan kepada tulisan. Pemuda tidak hanya dituntut bisa berbicara untuk menyampaikan aspirasi yang luar biasa brilian, tapi ada cara lain yang lebih relative lebih efektif yaitu dengan menulis. Jika dengan berbicara pemuda hanya mampu menjangkau seratus audien, dengan menulis target yang didapatkan bisa lebih dari itu karena dengan menulis jagkauannya cukup luas. Selain itu dengan menulis pemuda dididik untuk bisa mempertangung jawabkan apa yang dituliskannya, bukanlah “lempar batu sembunyi tangan”, dalam artian berbicara tanpa brani mempertangung jawabkannya.
Tidak hanya cukup dengan membaca saja untuk memberikan perubahan yang berarti bagi daerah ini. Selain itu dengan menulis pemuda juga bisa memberikan peran dalam mengembangkan daerah ini. Menulis di kalangan pemuda bukanlah hal yang tabu lagi dan dunia menulis tidak dibatasi oleh usia serta pangkat. Bahkan jika dalam usia yang relative muda sudah mampu menkuni dunia tulis menulis, itu artinya Kalimantan Barat memiliki tunas baru yang akan menghasilkan ranting yang kuat dan akan memperkokoh berdirinya pohon yang semakin tinggi. Jika membaca dan menulis sudah bisa menjadi hal yang biasa dan akrap dikalangan pemuda khususnya dan masyarakat umumnya itu suatu pertanda masyarakat yang memiliki budaya yang tinggi.
Budaya membaca dan menulis dikalangan pemuda umumnya dan pemuda intelektual (mahasiswa) khususnya selayaknya menjadi hal yang dikedepankan. Sebagai kaum pemuda intelektual atau mahasiswa dunia membaca adalah hal yang selalu digelutinya, akan tetapi tidak sedikit pula mahasiswa yang hanya belum menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya membaca dan menulis. Dengan budaya menulis mahasswa bisa menuangkan aspirasinya dalam tulisan dan kemudian dipublikasikan. Jika ini bisa dilakukan, kemungkinan budaya demo dikalangan mahasiswa tidak akan ada lagi, karena ada cara lain yang lebih efektif untuk menyalurkan aspirasi dengan menulis. Tidak akan ada lagi kegiatan demo yang tidak jarang berujung pada perkelahian atau identik dengan tindakan anarkis dan kurangnya mengedepankan etika atau sopan santun. Menyampaikan aspirasi dengan menulis adalah tindakan yang bisa dilakukan dan lebih efesien. Budaya inilah yang mulai saat ini sudah harus kita tumbuh kembangkan kemudian lestarikan dan dengan cara itu pula kita sebagai pemuda bisa memberikan peran kita untuk membangun Kalimantan Barat.

Rabu, 19 Maret 2008

Lagi - Lagi Terjadi

Selasa dan Rabu Malam ……

Lagi-lagi kali ini, malam ini aku bingung sendiri. Bener kata guruku “kalau keseringan sks dalam melakukan aktifitas, siap-siap jadi oarng stress”. Hal itu lagi-lagi terjhadi. Aku sebenarnya males baget mengerjakan sesuatu sks. Karena memang capek sendiri. Bukan hanya badan yang terasa capek karena harus lembur, optak juga cuapek banget karena dipaksa-paksa untuk mikir.

Entah kenapa ya! Kok kali ini jadi sks. Padahal untuk membuat karya tulis ilmiah (KTI) untuk lomba di HMJ Tarbiah ini, aku udah mulai dari sejak aku mencatat persyaratan untuk mengikuti lomba ini, ya beberapa hari yang lalu, karena memang baru itu aku baca pengumumannya, aku tau pengumuman itupun lagi-lagi dari guruku.

Referensi baik buku maupun data-data dari internet sudah aku kumpulkan, tapi untuk merangkainay menjadi sautu karya tulis ilmiah belum juaga ku lakukan. Aku hanya baru membuat kerangkanya saja. Apa-apa yang akan ku bahas dalam makalah itu, secara garis besar udah ku plaining dan sudah ter save beberapa hari lalu. Hari senin aku udah muali menyentuh kerangkan KTI itu. Tapi lagi-lagi kutingalkan lembaran paper itu sampai pada pendahuluan, itupun gak selesai. Ya masih ada beberapa hari, mungkin aku ga usah terlalu maksa dulu. Aku kembali tenag dan santai.

Hingga puncaknya pada hari selasa, aku ke kampus agak siang coz paginya hujan lebat n menurut informasi dari sahabatku (Lilis) yang rajin n udah ada dikampus, dosennya absent hari ini. Saat aku tahu dosennya ga masuk aku lega, karena kau berfikir “sempet ni ngarap KTI ku”. Aku muali membuka lagi file2 yang ada. E ntah kenapa akhirnya aku melanjutkan pekerjaan ku yang lain.

Ku pegang selularku, aw, uadah jam 8.45, kau gak sempat lagi ni, kau bergegas siap-siap menuju kampus coz jam 10.00 aku masuk mata kuliah berita n aku gak mau telat. Aku mengerutu dalam hati, kenapa aku gak jadi ngelanjutkan garapan KTI ku ya? Uh memang dasar akunya yang gak disiplin. Tapi gak papa kan masih ada waktu 2 hari lagi, aku terus mencari alas an untuk menutupi kekeliruanku.

10.10 aku sampai di kampus, wih aku telat. Tapi teman-teman sekelasku masih ngobrol di teras lantai bawah kelas kami. “lhamdulillah aku selamat, belum telat”aku mendesah lega. Aku langsung menghampiri mereka. Disana aku ketemu sama kakak tingkatku Erni yang aku tau dia juga akan mengikuti lomba karya tulis ilmiah 19 maret ini. Kak dah sampai mane makalahnye? Aku bertanya. Tingal sikit agik! Ia mnjawab tak begitu yakin. Belom selesai de’, padahal besok sore harus udah dikumpulkan, kak Erni menambahkan. Aku langsung panik karna makalahku belum apa-apaan. A besok ka? Aku bertanya dengan nada terkejut. Iyelah besok ka tgl 19, K Erni menjawab pertanyaanku. Seingatku makalah itu harus ku serahkan ke panitia hari kamis mendatang, tapi ternyata hari rabu ini! Au aku harus sks malam ni! Aku mulai bertekad.

Pak yus tak begitu lama masuk kekelas kami, hanya membrikan beberapa wejangan, maklumlah baru pertemuan pertama. Aku langsung bergegas menuju perpustakaan, berharap mendapatkan referensi yang lebih akurat mengenai tema makalahku. Tak begitu lama aku di perpustaakaan, Marisa adik tingkatku muncul dengan tujuan yang sama, ya kami berdua mengikuti kegiatan yang sama.

Lama kami memilih dan memilah buku yang ada diperpustakaan, tapi hasilnya hampir tak ada yang sesuai dengan keinginan. Malah kami sempat ngobrol2 mengenai perpustakaan yang sudah jauh dari kesan rapi. Bayangkan aja buku yang seabreg2 itu letaknya sudah tak beraturan, ada yang tegap, tumbang ada juga yang melintang. Ca! Ambar males nengok kondisi perpus kite ni! Aku berkomentar. Ye mang benar mbar, kondisi ini bunag-buang waktu kite, seharusnya cepat cari bukunya jadi berjam-jam pulak ada di perpus ni, Ica berkomentar dan cukup panjang juga komentarnya. Dah lah CA kite ke PW jak yok! Ajak ku. Ayoklah, Ica setuju dan kami pun bergegas menuju perpustakaan wilayah. Hampir satu jam kami di Pw. Membaca dan mencatat beberapa hal yang kami angap penting. Ca dah yuk kite belek. Sebelum pulang kami menuju lantai 3 gedung itu dan menuju mushola. Kami shalat ashar terlebih dahulu sebelum akhirnya pulang keruamah masing-masing.

Ni lagi bace-bace n mau pahamin buku ni!!!!!!!!!

Kepemimpinan

Kepemimpinan Rasulullah dan Kepemimpinan Masa Kini

Muhammad datang ke dunia sebagai Rasul Allah yang terakhir, dan tidak ada Rasul lagi yang diutus. Rasulullah yang dinobatkan langsung oleh Allah SWT. Sebagai manusia maksum yang dijamin masuk surga, sekaligus menjadi nabi dan rasul yang membawa kitab Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam. Nabi Muhammad SAW. yang turun membawa Al-Qur’an merupakan nabi dan rasul penyempurna nabi-nabi sesudahnya. Begitu juga dengan kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh beliau. Saat Rasulullah berusia 25 tahun beliau mengemban tugas menyebarkan agama Islam sekaligus bertindak sebagai pemimpin pada masa-Nya. Masa kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat, yang memiliki model yang jauh berbeda dengan model kepemimpinan yang ada saat ini.

Saat berbicara mengenai kepemimpinan dan hal ini dikaitkan langsung dengan kepemimpinan Rasulullah, pastilah sangat jauh berbeda. Konsep yang ada pun memiliki ruang yang tidak sama. Pada zaman Rasulullah, beliau memimpin langsung dan menggunakan aturan yang memiliki acuan pada sumber Al-Qur’an dan Hadits. Maka sangat wajarlah jika umat terdahulu atau rakyat yang dipimpin oleh beliau memiliki karakter yang cukup kuat atau proses imitasi yang cukup baik antara karakter pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. Hal ini merupakan hal yang seimbang dengan akhlak serta keteladanan Rasulullah saat beliau menjabat sebagai pemimpin pada masanya. Tapi jika kita tengok saat ini konsep apa yang sedang diusung oleh para pemimpin kita?

Jika yang sedang terjadi di kursi kepemimpinan saat ini adalah hal-hal yang jauh dari nilai kewajaran, bagaimana mungkin apa yang sedang pemimpin kita lakukan bisa memberikan tauladan. Dengan rresiko yang harus kita hadapi adalah memiliki pemimpipn yang tidak memperhatikan rakyatnya. Secara tidak langsung pemimpin yang tidak bisa memberikan tauladan, dalam masa kepemimpinanya pemimpin tersebut mampukah membentuk karakter rakyat yang berada dibawah naungannya?

Banyak prestasi yang Rasulullah raih saat menjadi pemimpin. Hal ini dilatar belakngi oleh banyak factor. Baik itu faktor internal maupun esternal. Seperti pemaparan di atas, factor-faktor internal yang mempengaruhi kesuksesan Rasulullah dalam memimpin, adalah aspek dari diri sendiri (yaitu pribadi seorang pemimpin itu sediri). Setelah pribadi dari seorang pemimpin tidak diragukan lagi. Faktor eksternalnya adalah para sahabat yang begitu setia mendampingi beliau pada masa pemerintahan nabi Muhammad SAW. kesetiaan para sahabat itupun atas landasan kecintaan pada sang Rasul yang memiliki pribadi yang sudah selayaknya mendapat acungan jempol.

Pola kepemimpinan Rasulullah dan pola kepemimpinan yang ada saat ini tentulah jauh berbeda. Dengan mengetahui fenomena yang sedang terjadi saat ini, bisa dipelajari betapa fantastiknya Rasulullah dalam begitu banyak bidang, maka patutlah jika Rasulullah sebagi Nabi dan Rasul yang menyempurnakan Nabi serta Rasul sebelumnya.

Dengan mengetahui pola kepemimpinan Rasulullah, umat Islam umumnya dan para pemimpin khususnya bisa menjadikannya tolak ukur ataupun bahan evaluasi diri mengenai apa yang telah disumbangkan dengan jabatan yang dimilikinya. Terlebih saat-saat menjelang pemilihan pejabat daerah (wali kota). Paling tidak menjatuhkan pilihan pada salah satu calon dengan pertimbangan yang cukup matang dan diperhitungkan serta diprediksikan mana calon pemimpin yang siap menjadi pelayan publik. Karena pada hakikatnya seorang pemimpin adalah sebagai pelayan dan tauladan rakyat. Jika kita mengambil pelajaran (ibroh) dari kepemimpinan Rasulullah, maka apa yang sudah kita dapatkan dari ketauladanan para pemimpin pada saat ini. Hal ini bisa saja menjadi suatu tugas bagi kita semua untuk mendukung para pemimpin agar bisa menjadi pemimpin yang menjalankan peranya sebagai pelayan dan tauladan.

Jumat, 14 Maret 2008

Perekonomian VS Pendidikan

Perekonomian VS Pendidikan

Oleh : Ambaryani

Sejauh ini kesadaran rakyat Indonesia umumnya dan Pontianak khususnya masih sangat rendah. Kenyataan ini bukanlah isapan jempol semata. Sering dijumpai kejadian dimana anak yang seharusnya duduk dibangku sekolah, akan tetapi pada jam-jam wajib belajar mereka berkeliaran melakukan aktifitas yang seharusnya belum layak mereka lakukan. Aktifitas tersebut, mencari nafkah misalnya. Tidak sedikit anak-anak bangsa yang harus rela menimbun dalam-dalam keinginannya untuk mengenyam dunia pendidikan lantaran perekonomian yang tidak memungkinkan.

Kasus ataupun realita ini seharusnya menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi para pragtisi pendidikan dan hal ini menjadi pekerjaan rumah (pr) bagi pemerintah yang memegang kendali jalannya proses kepemimpinan. Jika pemerintah tidak memiliki sidtem yang jelas serta transparan bagiamana mungkin pengelolaan angaran APBD yang didalamnya terdapat 20% untuk alokasi biaya pendidikan dapat dioptimalkan.

Perekonomian dan pndidikan memang memiliki skandal hubungan yang cukup erat dan keduanya tidak bisa dipisahkan. Pendidikan geratis, memang sudah ada di Indonesia. Tapi apakah hal tersebut merupakan solusi yang sangat absolut untuk mengatasi permasalahan dalam dunia pendidikan? Tentunya pendidikan geratis yang sudah mulai dirintis dan belum lama itu, belum bisa mengatasi kesulitan anak bangsa yang begitu banyak jumlahnya, yang memerlukan bantuan mendapatkan haknya di bidang pendidikan. Jangankan mereka yang hidup di pedesaan, mereka yang berdomisili di kota puan masih ada yang memiliki kesulitan dan tidak terjamah oleh tangan-tangan yang dermawan.

Dalam suatu keluarga misalnya. Jika ada orang yang sangup mendatangi mereka dan menanyakan apa factor utama mereka yang membuat orang-orang yang ada didalamnya tidak mengenal dunia pendidikan, pastilah jaabanya adalah “karena kami tidak mampu membayar uang sekolah”.

Jika perekopnomian menjadi faktor yang tidak boleh diremehkan, maka sudah selayaknyalah ada suatu tindakan khusus untuk mengatasi kesulitan dalam bidang perekjonomian, ataupun adanya solusi lain untuk memecahkan permasalahan yang telah ada entah dari tahun dan abad berapa munculnya. Dari waktu ke waktu, jumlah pengemis atau peminta-minta yang mewarnai kota Pontianak semakin bertambah jumlahnya dan makin berfariasai pula cara serta tingkatan usianya. Jika bisa diberi suatu istilah terlalu komplit dinamika yang sedang terjadi di Indonesia dan itu adalah kenyataan bukanlah mimpi yang hanya ada saat tidur setelah itu hilang dengan sendirinya. Tapi permasalahan ini benar adanya dan sedang dialami oleh Indonesia termasuk pulalah Pontianak.

Pemimpin yang ada di suatu daerah, merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat atau presiden. Jika orang-orang yang menduduki jabatan di daerah tidak mampu menghandel tugasnya masing-masing kapan permasalahan yang dialami bisa diselesaikan? Permasalahan yang sedang ada bukanlah tontonan yang layaknya sinetron yang ada di televisi, walaupun adeganya tidak kalah reting dengan rekayasa para pekerja seni yang menekui bidangnya tapi yang adegan yang sedang dialami di kehidupan nyata ini, bukalah ajang tontonan tapi bagaimana kita setelah melihatnya memberikan andil untuk memberikan solusi terhadap apa yang sedang dialami negeri ini.

Akan tetapi factor ekonomi pun bukanlah solusi paten. Karena walaupun taraf ekonomi diatas rata-rata dan jauh dari kata kekurangan, tapi jika motifasi dari diri sendiri tidak ada dunia pendidikan pun akan sepi dan tidak banyak diminati. Bila itu yang sedang terjadi, Indonesia yang sudah mengantongi bekal permasalahan yang cukup banyak, akan bertambah lagi permasalahannya. Karena generasi penerusnya tidak memiliki semangat yang tingi.

Yang pasti ibarat sebuah tikar pandan, tikar terbuat dari sekian banyak daun pandan yang terpisah, dianyam oleh orang yang mengerti bagiamana cara menganyamnya berulah didapatkan tikar pandan yang siap dibentang. Begitu pula dengan dunia pendidikan dan hal lainya. Banyak faktor yang akan mengsukseskannya dan banyak pula factor yang bisa mengagalkannya. Dari semua factor atau elemen itu harus disatukan, kemudian diolah oleh tenaga yang berkompeten dan hasilnya akan luar biasa.

Selasa, 04 Maret 2008

Yang Q rasakan hari ini

Sesuatu

Untuk yang tak pernah terduga yang telah trjadi dalam keseharian Q. Buat sahabat-sahabat Q, nice to meet U’are.

Buat sahabat Q yang aneh, slebor but I like u, coz u is brilian. Makasih atas semuanya, sahabatan dengan orang slebor kayak u, kadang-kadang nyeblin juga, tapi ternyata ketika bertukar isi kepala (pikiran) I suka banggets ama gaya u.

Buat sahabat Q yang smart, tertutup, penyabar tapi sanggat-sanggat sering membuat Q sebel: jangan terus-terusan diam. Q khawatir jika kau terus diam dan menutup diri dari orang-orang yang ada di sekliling U, U akan menjadi orang yang tak bias cepat berkembang. Sahabat, jangan sampai salah memilih teman. Q meindukan sosok sahabat yang penyabar dan G’ nyebelin.

Ayah Q: Tq so much……..nice have father like U. Don’t forget, give me semangat. Kadang-kadang sebel juga sih ama ayah yang satu ini he….. Tapi sebelnya dikit, ketimbang hal-hal lain yang luar biasa. Yang pasti I akan terus berusaha membahagiakan ayah dan semua orang yang mnaruh harapan pada Q.

Untuk sahabat yang pernah Q sakiti: I’m so sorry. Maaf karena Q tak bias menjadi sahabat yang menyenagkan. Tapi yang Q ingin menjadi sahabat yang kehadiran Q bias membawa suatu perubahan yang baik.

Nih Q lagi pengen bagi2 taujih yang Q dapat dari sahabat2 Q.

Musibah selalu ada untuk seorang muslim. Baikpada dirinya, anaknya atau hartanya, hingga ia brtemu dengan Allah dalam kondisi tidak ada kesalahan pada dirinya. (HR. Tirmidzi, By. Indah 5 maret ’08, 05:43:48)

Didalam iman dan tauhidmu, satukanlah hatimu dan jiwamu, ukhuwah (prsaudaraan) itu indah, sejukkan mata dalam memandang, lembutkan lisan dalam bertutur. (By. Indah 4 Maret ’08, 04:40:29)

Indah pelngi karena warna, indah taman karenabunga, indah dunia karena cinta, indah cinta karena serita, indah hati karena kejujuran, indah hidup Karena ankhlak. (By. Indah 2 Maret ’08, 03: 27: 53).

Senin, 03 Maret 2008

Be The Best

Sulitkah menjadi yang terbaik?

Semua orang tak akan memungkiri, jika didalam hatinya selalu ada keinginan untuk menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik, pasti tidak mudah.terlebih jika menjadi yang terbaik dalam segala hal. Kadang sedikit kerepotan juga ingin mendapatkan yang sempurna dalam semua hal yang sedang kita lakukan. Tapi, itulah manusia, ingin selalu mendapatkan yang terbaik, walaupun dalam beberapa hal, belum tentu bisa memberikan yang terbaik.

Manusia dituntut untuk melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai banyak hal tersebut dikombinasikan maka lahirlah istilah akitifitas yang seabreg-abreg. Melakukan aktifitas pastinya dibutuhkan konsentrasi penuh, terlebih jika kegiatan yang membutuhkan kerja otak yang maksimal. Jika manusia selalu harus memilih dan dihadapkan dalam banyak pilihan dalam khidupan, salahkah jika manusia itu menginginkan ia menjadi yang terbaik dalam banyak hal. Tapi mengapa harus ada suatu kenyataan bahwa, kita harus rela mengorbankan salah satu diantaranya jika kita menginginkan yang terbaik. Atau terlalu serakahkah seserang tersebut jika menginbginkan semuanya. Jika bisa melakukannya semuanya mengapa tidak? Bukankah itu prinsipnya.

Mencoba untuk konsentrasi pada satu hal memang benar, itu pilihan yang tidak salah. Tapi jika dalam segala kondisi kita hanya bisamelakukan satu hal saja, itu artinya kita bisa ketingalan jauh dari orang lain. Karena apa? Orang lain mampu melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Jika kita tidak bisa, kita pasti tertinggal.

Melakukan banyak aktftas sekaligus, merupakan sarana latihan bagi yang mlakukannya. Mengapa itu menjadi sarana latihan? Melakukan banyak hal, pasti menguras tenaga dan pikiran. Jika kita tidak bisa melatih diri untuk bisa mngatur waktu yang dimiliki, maka apa yang akan terjadi? Keduanya tidak akan didapatkan ataupun ia akan menadapatkan sedikit dari keduanya.

Menjadi manusia sempurna, memang tidak bisa. Tapi berusaha untuk menjadi dan memberikan yang terbaik itu yang harus dilakukan. Dan kebanyakan dari kita bukanlah memberikan yang terbaik, tapi mendapatkan yang terbaik. Padahal Tuhan telah berjanji, siapapun yang menginginkan mendapatkan yang terbaik dalam segala hal, maka rumusnya adalah menjadikan diri yang terbaik untuk orang-orang yang ada disekitarnya.

Pepatah yang mengatakan “jangan kau tanyakan apa yang telah kau dapatkan dari orang lain, melainkan tanyaklan apa yang telah kau lakukan untuk orang lain”, hendaknya hal itu selalu kita pertahankan. Jika menginginkan orang lain memberikan yang terbaik kepada kita itulah yang harus kita lakukan. Jika kita sudah berusaha menjadi yang terbaik, dengan sendirinya semua yang ada disekeliling kita akan melayani kita dengan baik. Terlebih jika kita berusaha melakukan satu kebaikan dan selangkah mendekatkan diri menuju Allah, maka seribu langkah Allah akan mendekati kita. Yang pasti kita harus bisa berusaha menjadi yang terbaik untuk sang Khalik. Tidakkah Allah adalah kekasih kita? Jika ya Allah (Tuhan) adalah kekasih kita, mengapa kita enggan melakukan yang terbaik untuk kekasih kita sendiri.

Yah kalau begitu rumusnya, jom lah kite berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik tanpa buang waktu sedetik pun. Lets be the best...........

Keluh Kesah No!!!

Dont be Keluh Kesah

Jangan khawatir apa pun yang kau lakukan saat ini, jika itu hal yang benar Alah akan memberikan yang luar biasa jangan khawatir akan janji Allah. Itu yang sering diungkapkan oleh seseorang kepada ku jika aku sedang krisis semangat. Ambar yakin dengan Allah kan? Tanyanya. Nah yakin jugalah pada janji Allah. Sesungguhnya sakit yang dirasakan oleh seseorang, itu akan menghapuskan dosa-dosanya. Rasulullah Saw bersabda:

“Apa yang menimpa seorang muslim, berupa kelelahan, kesulitan, kegelisahan, dan ganguan hingga duri yang menusuk tubuhnya, niscaya dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (Mutaffaq ‘alaih)

Apa yang ingin Rasulullah sampaikan pada kita semua umatnya? Terlalu banyak orang yang mengeluh pada kondisi yang dialaminya, padahal apa yang dilaminya juga dilalami oleh orang lain bahkan mungkin yang dialami oleh orang lain lebih sulit dan lebih sakit dari yang dialaminya. Manusia sering mengeluh jika sedang didera letih akibat pekerjaan yang menumpuk. Padahal ada hal lain yang lebih baik yang bisa dilakukan oleh orang tersebut. Membiasakan diri tidak mengeluh. Memang butuh latihan dan melakukan sesuatu tidak bisa serta merta. Dari hadist Rasullulah diatas, apa yang menimpa yang dirasakan oleh seorang muslim, baik kelelahan, kesulitan kegelisahan hingga duri yang menusuk anggota tubuhnya, dengan hal itu Allah mengugurkan dosa-dosa kita, bak dedaunan kering yang gugur dari pohonya, seperti sabda Rasul:

Setiap Muslim yang mendapat suatu kesakitan, seperti tusukan duri dan yang lebih besar dari itu, niscaya Allah SWT. Akan menghapus dosa-dosanya, seperti pohon menjatuhkan dedaunnya.” (HR. Bukhari)

Hal ini mengingatkanku pada seseorang yang selalu saja berusaha membuatku terus bersemangat dalam menjalani apa yang sedang kujalani. Salah satu bait kata-kata yang hingga saat ini terus lekat diingatanku adalah, Jangan pernah mengeluh, karena kalau mengeluh sebagian semangat kita hilang seiring keluhan kita itu, begitu kira-kira kata-katanya. Dari awal aku sepakat dengan hal itu, tapi dasar aku yang tak genah kali ya! Aku masih juga sering mengeluh dalam keseharianku. Padahal bukan hanya sekali dua orang-orang disekelilingku mengingatkan jika aku jangan menjadi orang yang merasa terbebani dengan apa yang sedang dilakukan dan mengeluh. Aku juga tau kalau Allah tidak suka dengan hambanya yang hobi mengeluh bahkan Rasulullah pun sudah mengajarkan untuk menjadi umat yang penuh semangat dan tidak menjadi umat yang penuh dengan keluh kesah dalam kehidupan sehari-hari.

Ya Allah beitu seringnya aku mengeluh selama ini! Padahal dalam kondisi sakitpun kita dilarang berkeluh kesah. Mengadukan rasa sakit yang didera pada sahabat dan mungkin pada Allah, itu boleh tapi jika dalam pengaduan itu tersirat keluahan, maka anda salah kaprah. Berhati-hati dalam mengungkapkan perasaan mungkin itu yang harus selalu di camkan. Bahkan dalam kondisi sakitpun kita harus senantiasa bisa memuji Allah dan mensyukuri kondisi yang kita alami.

Betapa sempurnanya Islam, bahkan hal yang terkecil pun Islam memiliki kaedah aturannya. Tapi aturan dalam Islam tidaklah seperti aturan yang ada di Indonesia. Mungkin selama ini masyarakta sangat lekat dengan kata-kata “aturan diciptakan untuk dilanggar”. Ya mengapa orang tak segan melangar aturan itu? Karena belum ada dampak yang dirasakan langsung. Coba kalau setiap pelangar aturan itu langsung mendapatkan aturan, pasti tertib lah Indonesia.

Yang pasti aturan yang ada dalam agama kita (Islam), bukalah aturan yang akan merugikan pengikutnya. Bahkan sebaliknya, adanya semua atuaran itu adalah demi kebaikan kita. Dont worry!!! Allah punya seseuatu yang luar biasa untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa patuh dan taat pada-Nya.